Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak turun makin dalam pada Rabu (22/6) siang. Pukul 11.05 WIB, harga minyak WTI kontrak Agustus 2022 di New York Mercantile Exchange anjlok 3,47% ke US$ 105,71 per barel.
Sedangkan harga minyak Brent kontrak Agustus 2022 di ICE Futures turun 3,21% ke US$ 110,97 per barel.
Harga minyak merosot di tengah upaya Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden untuk menurunkan lonjakan biaya bahan bakar. Upaya ini termasuk tekanan pada perusahaan-perusahaan besar AS untuk membantu meringankan rasa sakit bagi pengemudi selama permintaan puncak musim panas di Paman Sam.
Baca Juga: Mendag Zulhas Pastikan Harga Migor Rp 14.000 dan Stok Aman
Ketika AS berjuang untuk mengatasi kenaikan harga bensin dan inflasi, Biden diperkirakan akan menyerukan untuk sementara menangguhkan pajak federal US$ 0,184 per galon untuk bensin. Biden telah mengungkapkan pada hari Senin bahwa dia sedang mempertimbangkan apakah akan meminta jeda dalam pajak.
“Bahkan para pedagang minyak mengakui, harga bensin yang lebih tinggi akan menyebabkan serangan bersama yang lebih agresif dari Fed (AS) yang mendorong suku bunga lebih tinggi dan pemerintahan Biden semakin kreatif di bidang politik dan fiskal untuk menjinakkan inflasi energi," kata Stephen Innes, Managing Partner di SPI Asset Management kepada Reuters.
Tujuh perusahaan minyak akan bertemu Biden pada hari Kamis, di bawah tekanan dari Gedung Putih untuk menurunkan harga bahan bakar karena mereka membuat rekor keuntungan. Chief Executive Chevron Michael Wirth kemarin mengatakan, mengkritik industri minyak bukanlah cara untuk menurunkan harga bahan bakar.
Baca Juga: Harga Emas Melemah di Tengah Penguatan Dolar AS
"Tindakan ini tidak bermanfaat untuk memenuhi tantangan yang kami hadapi," kata Wirth dalam surat yang ditujukan kepada Biden. Surat ini memicu tanggapan dari Biden yang mengatakan industri terlalu sensitif.
Terlepas dari kekhawatiran tentang inflasi, permintaan masih menuju pemulihan ke tingkat sebelum Covid. Pasokan diperkirakan akan memperlambat pertumbuhan permintaan, menjaga pasar tetap ketat, seperti yang ditandai oleh raksasa perdagangan Vitol dan Exxon Mobil Corp minggu ini.
Baca Juga: Harga Minyak Turun Lebih Dari 1,5% pada Rabu (22/6) Pagi
Sanksi minyak Eropa terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina belum berlaku. Ini berarti pasokan akan semakin ketat setelah sanksi berlaku.
"Pasar masih berdamai dengan meningkatnya gangguan terhadap minyak Rusia. Sanksi Eropa belum berlaku," kata analis ANZ Research dalam sebuah catatan. ANZ Research menunjuk pada data yang menunjukkan bahwa sejauh ini hanya ada penurunan yang relatif terbatas pada pasokan bahan bakar Rusia ke Eropa sejak konflik dimulai.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News