kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga minyak acuan tergelincir akibat lonjakan kasus virus corona di Eropa dan AS


Jumat, 16 Oktober 2020 / 14:44 WIB
Harga minyak acuan tergelincir akibat lonjakan kasus virus corona di Eropa dan AS
ILUSTRASI. Harga minyak melemah


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Harga minyak mentah melemah pada perdagangan akhir pekan ini. Harga emas hitam ini terseret oleh kekhawatiran bahwa lonjakan kasus Covid-19 di Eropa dan Amerika Serikat (AS) membatasi permintaan minyak. 

Di sisi lain, penguatan dolar AS juga menambah tekanan bagi harga minyak mentah acuan. Alhasil, harga minyak menjadi lebih malah bagi mata uang lainnya. 

Jumat (16/10) pukul 14.15 WIB, harga minyak mentah berjangka Brent untuk kontrak pengiriman Desember 2020 turun 38 sen atau 0,9% menjadi US$ 42,78 per barel. 

Setali tiga uang, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman November 2020 juga turun 35 sen atau 0,9% ke level $ 40,61 per barel.

Baca Juga: Harga minyak hanya bergerak tipis meski stok minyak mentah AS merosot

Harga kedua minyak acuan ini turun sedikit dari hari sebelumnya, tetapi hampir tidak berubah jika dibandingkan dengan pekan sebelumnya.

"Kenyataannya adalah kita sekarang melihat penyebaran pandemi yang cukup aktif di seluruh Eropa dan menyebar lagi di Amerika Utara dan berpotensi akan membebani pemulihan permintaan minyak," kata Lachlan Shaw, Head of Commodity Research National Bank of Australia.

"Di sisi lain, pasokan dari Libya tumbuh cukup kuat," lanjut dia.

Di Eropa, beberapa negara menghidupkan kembali jam malam dan penguncian untuk melawan lonjakan kasus virus corona baru. Terbaru adalah Inggris yang memberlakukan pembatasan Covid-19 yang lebih ketat di London mulai hari Jumat.

Kasus pandemi juga telah melonjak di bagian Midwest AS dan sekitarnya. Dimana infeksi baru dan rawat inap meningkat ke tingkat rekor ke dalam tanda tidak menyenangkan dari kebangkitan nasional karena suhu udara yang semakin dingin.

Katalis negatif bagi minyak bertambah setelah the greenback menuju minggu terbaik bulan ini. Lonjakan kasus virus corona dan menghambat kemajuan menuju stimulus AS membuat investor gugup dan mencari aset lindung nilai seperti dolar AS.

Harga minyak yang diperdagangkan dalam dolar AS cenderung turun ketika the greenbcak menguat karena pembelian bahan bakar untuk pembeli yang membayar dalam mata uang lain menjadi lebih mahal.

"Dolar AS yang lebih tinggi terhadap euro juga membebani sentimen investor," kata Kazuhiko Saito, Chief Analyst Fujitomi Co.

OPEC+ pun kembali mengungkapkan kekhawatiran terhadap peningkatan pasokan. Hal ini telah diutarakan saat mengakhiri pertemuan mereka pada hari Kamis.

Baca Juga: Pergerakan harga komoditas ini ikut memicu surplus neraca dagang di September

"Semua mata tertuju pada pergerakan OPEC + mulai Januari," kata Hiroyuki Kikukawa, General Manager of Research Nissan Securities.

Sebelumnya, OPEC+ diatur untuk mengurangi pemotongan pasokan yang saat ini sebesar 7,7 juta barel per hari (bph) sebesar 2 juta barel per hari pada Januari meskipun Sekretaris Jenderal OPEC Mohammed Barkindo mengakui permintaan bahan bakar terlihat "lesu".

Prospek permintaan bearish dan meningkatnya pasokan dari Libya dapat berarti OPEC + dapat memperpanjang pemotongan yang ada ke tahun depan, sumber OPEC + mengatakan pada hari Kamis.

Ada pertemuan OPEC + yang dijadwalkan pada 30 November hingga 1 Desember untuk menetapkan kebijakan.

Selanjutnya: Harga emas spot masih melandai di US$ 1.905,45 per ons troi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×