kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak hanya bergerak tipis meski stok minyak mentah AS merosot


Jumat, 16 Oktober 2020 / 07:32 WIB
Harga minyak hanya bergerak tipis meski stok minyak mentah AS merosot
ILUSTRASI. Harga minyak brent untuk pengiriman Desember 2020 di ICE Futures berada di US$ 43,14 per barel.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak bergerak tipis-tipis sepanjang pekan ini. Penurunan harga minyak tertahan laporan Energy Information Administrasi (EIA) Amerika Serikat (AS) yang menyebut bahwa permintaan bensin pekan lalu turut menurunkan persediaan minyak mentah.

"Laporan EIA menyetop penurunan harga minyak yang sempat melorot cukup dalam pada perdagangan Kamis pagi," kata Robert Yawger, director of energy futures Mizuho kepada Reuters.

Jumat (16/10) pukul 7.21 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman November 2020 di Nymex hanya melemah tipis ke US$ 40,95 per barel dari harga penutupan kemarin pada US$ 40,96 per barel.

Sedangkan harga minyak brent untuk pengiriman Desember 2020 di ICE Futures berada di US$ 43,14 per barel. Harga ini juga turun tipis ketimbang harga penutupan perdagangan kemarin US$ 43,16 per barel.

Baca Juga: Harga emas masih berpeluang naik meski pembicaraan stimulus AS tersendat

Persediaan minyak AS turun karena penambahan permintaan bahan bakar di tengah penutupan produksi minyak mentah akibat Badai Delta. Persediaan distilat merosot 7,2 juta barel pekan lalu, jauh lebih tinggi ketimbang prediksi awal 2,1 juta barel.

Persediaan minyak mentah AS turun 3,8 juta barel menjadi 489,1 juta barel pada pekan lalu. Penurunan ini lebih besar ketimbang prediksi analis sebesar 2,8 juta barel. Produksi minyak mentah turun 500.000 barel per hari menjadi 10,5 juta barel per hari pada pekan lalu.

Tekanan harga minyak masih terasa karena sejumlah negara Eropa memulai pembatasan aktivitas kembali untuk menekan kasus baru corona yang meningkat. Inggris menerapkan pembatasan yang lebih ketat di London pada Jumat ini.

Baca Juga: Berikut pergerakan harga komoditas yang memicu surplus neraca dagang September

Edward Moya, senior market analyst OANDA mengatakan bahwa kenaikan kasus virus corona di Eropa yang menimbulkan pembatasan baru menjadi pemberat harga minyak dalam jangka pendek. "Kurangnya permintaan akan memaksa OPEC+ untuk menunda pelonggaran kesepakatan pemangkasan," kata Moya.

Sekretaris Jenderal OPEC mengatakan bahwa permintaan minyak pulih lebih lambat daripada prediksi. Dia mengatakan bahwa dalam pertemuan akhir November mendatang, OPEC+ akan memastikan harga tidak turun tajam lagi.

Baca Juga: Tiga indeks utama Wall Street turun tiga hari berturut-turut hingga Kamis (15/10)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×