Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
Katalis negatif bagi minyak bertambah setelah the greenback menuju minggu terbaik bulan ini. Lonjakan kasus virus corona dan menghambat kemajuan menuju stimulus AS membuat investor gugup dan mencari aset lindung nilai seperti dolar AS.
Harga minyak yang diperdagangkan dalam dolar AS cenderung turun ketika the greenbcak menguat karena pembelian bahan bakar untuk pembeli yang membayar dalam mata uang lain menjadi lebih mahal.
"Dolar AS yang lebih tinggi terhadap euro juga membebani sentimen investor," kata Kazuhiko Saito, Chief Analyst Fujitomi Co.
OPEC+ pun kembali mengungkapkan kekhawatiran terhadap peningkatan pasokan. Hal ini telah diutarakan saat mengakhiri pertemuan mereka pada hari Kamis.
Baca Juga: Pergerakan harga komoditas ini ikut memicu surplus neraca dagang di September
"Semua mata tertuju pada pergerakan OPEC + mulai Januari," kata Hiroyuki Kikukawa, General Manager of Research Nissan Securities.
Sebelumnya, OPEC+ diatur untuk mengurangi pemotongan pasokan yang saat ini sebesar 7,7 juta barel per hari (bph) sebesar 2 juta barel per hari pada Januari meskipun Sekretaris Jenderal OPEC Mohammed Barkindo mengakui permintaan bahan bakar terlihat "lesu".
Prospek permintaan bearish dan meningkatnya pasokan dari Libya dapat berarti OPEC + dapat memperpanjang pemotongan yang ada ke tahun depan, sumber OPEC + mengatakan pada hari Kamis.
Ada pertemuan OPEC + yang dijadwalkan pada 30 November hingga 1 Desember untuk menetapkan kebijakan.
Selanjutnya: Harga emas spot masih melandai di US$ 1.905,45 per ons troi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News