kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak acuan naik tipis, lonjakan kasus virus corona mulai membebani


Kamis, 12 November 2020 / 12:47 WIB
Harga minyak acuan naik tipis, lonjakan kasus virus corona mulai membebani
ILUSTRASI. Penguatan harga minyak mulai terbatas


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga minyak naik tipis lagi pada perdagangan sesi hari ini. Ini membuat kenaikan harga minyak pekan ini sudah lebih dari 11% di tengah meningkatnya harapan bahwa produsen utama dunia akan menunda kenaikan pasokan yang direncanakan pada bulan Januari 2021. 

Namun, lonjakan kasus virus corona dan penguncian yang dilakukan sejumlah negara membuat penguatan mulai menipis. 

Kamis (12/11) pukul 12.00 WIB, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Desember 2020 naik 12 sen atau 0,3% ke US$ 41,57 per barel. 

Serupa, harga minyak mentah berjangka jenis Brent kontrak pengiriman Januari 2021 naik 9 sen atau 0,2% menjadi US$ 43,89 per barel.

Baca Juga: Harga minyak mentah melonjak lagi di tengah harapan OPEC+ tahan pasokan global

Keunggulan, harga minyak acuan datang setelah Menteri Energi Aljazair mengatakan, OPEC+ dapat memperpanjang pengurangan produksi yang saat ini sebesar 7,7 juta barel per hari (bph) hingga 2021, atau memperdalamnya lebih lanjut jika diperlukan.

Pelemahan prospek telah menambah tekanan pada OPEC+ untuk menahan peningkatan pasokan sebesar 2 juta barel per hari yang dijadwalkan untuk Januari. Para analis pun memperkirakan, adanya penundaan OPEC+.

Baik Brent dan WTI telah melonjak minggu ini, terangkat oleh harapan bahwa pandemi virus corona global dapat dikendalikan setelah data uji coba awal menunjukkan eksperimental vaksin Covid-19 yang sedang dikembangkan oleh Pfizer Inc dan BioNTech Jerman 90% efektif.

"Ini berita bagus, tidak perlu dipertanyakan lagi. Tapi akan membutuhkan waktu untuk vaksin diluncurkan, dan oleh karena itu akan membutuhkan waktu untuk permintaan untuk terpengaruh secara positif olehnya," kata Lachlan Shaw, Head of Commodity Research National Australia Bank. 

Sementara itu, permintaan bahan bakar mengalami tekanan akibat meningkatnya infeksi di Eropa, Amerika Serikat, dan Amerika Latin. Akibatnya, OPEC mengatakan permintaan akan pulih lebih lambat pada 2021 dari yang diperkirakan sebelumnya.

"Dalam banyak hal, pasar melihat ke depan hingga 2021, saat kami benar-benar meluncurkan vaksin, dan ke saat OPEC dan sekutunya menahan sebagian dari peningkatan pasokan yang dijadwalkan," kata Shaw.

Baca Juga: IHSG turun 0,59% di akhir sesi I hari ini, masih menguat 4,12% dalam sepekan

Analis di ANZ Research menambahkan, prospek permintaan minyak mentah telah suram karena pembatasan pandemi baru yang dapat mendorong pasar kembali ke surplus pada kuartal keempat.

"Kami merasa OPEC tidak punya pilihan selain menunda peningkatan produksi, kemungkinan besar dalam tiga bulan," kata mereka.

Selanjutnya: Harga emas spot naik tipis ke US$ 1.869 per ons troi pada siang ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×