kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga minyak mentah melonjak lagi di tengah harapan OPEC+ tahan pasokan global


Kamis, 12 November 2020 / 09:40 WIB
Harga minyak mentah melonjak lagi di tengah harapan OPEC+ tahan pasokan global
ILUSTRASI. harga minyak mentah terus menguat


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - MELBOURNE. Harga minyak mentah kembali menguat pada awal perdagangan pada hari ini. Penguatan ini harga minyak membawa kenaikan minggu ini menjadi lebih dari 12% di tengah meningkatnya harapan bahwa produsen utama dunia akan menunda kenaikan pasokan yang direncanakan di Januari 2021 karena melonjaknya kasus Covid-19. 

Kamis (12/11) pukul 09.00 WIB, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Desember 2020 naik 35 sen atau 0,8% jadi US$ 41,80 per barel. 

Hal yang sama terjadi pada harga minyak mentah berjangka jenis Brent naik 31 sen, atau 0,7% ke level US$ 44,11 per barel.

Baik Brent dan WTI telah melonjak tinggi pada perdagangan pekan ini, harga minyak terangkat oleh harapan bahwa pandemi virus corona global dapat dikendalikan setelah data uji coba awal menunjukkan eksperimental vaksin Covid-19 yang sedang dikembangkan oleh Pfizer Inc dan BioNTech Jerman 90% efektif.

Baca Juga: Minyak mentah Brent menyentuh level US$ 45, terangkat berita vaksin corona

"Ini berita bagus, tidak perlu dipertanyakan lagi ... Tapi akan membutuhkan waktu untuk vaksin diluncurkan, dan oleh karena itu akan membutuhkan waktu untuk permintaan untuk terpengaruh secara positif olehnya," kata Lachlan Shaw,  Head of Commodity Research National Australia Bank. 

Selain itu, harga minyak juga mendapat angin segar karena Menteri Energi Aljazair mengatakan, bahwa OPEC+, yang beranggotakan Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan pemasok lain termasuk Rusia, dapat memperpanjang pengurangan produksi saat ini sebesar 7,7 juta barel per hari (bph) hingga 2021, atau memperdalamnya lebih lanjut jika diperlukan.

Prospek melemahnya permintaan telah menambah tekanan pada OPEC+ untuk menunda peningkatan pasokan sebesar 2 juta barel per hari yang dijadwalkan untuk Januari, di mana pasar sekarang sedang memperkirakan, kata para analis.

Sementara itu, permintaan bahan bakar mengalami tekanan akibat meningkatnya infeksi di Eropa, Amerika Serikat, dan Amerika Latin. 

"Dalam banyak hal, pasar melihat ke depan hingga 2021, saat kami benar-benar meluncurkan vaksin, dan ke saat OPEC dan sekutunya menahan sebagian dari peningkatan pasokan yang dijadwalkan," lanjut Shaw.

Selanjutnya: IHSG hari ini (12/11) mulai jenuh beli tapi peluang menuju 5.520 masih terbuka

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×