Reporter: Avanty Nurdiana, Krisantus de Rosari Binsasi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren penurunan harga saham yang terjadi belakangan memicu minat emiten untuk melakukan pembelian kembali (buyback) saham. Rencana aksi korporasi tersebut tentu bisa mengangkat harga saham.
Salah satu emiten yang akan buyback saham adalah PT Matahari Department Store Tbk (LPPF). Perusahaan ini menganggarkan dana buyback saham Rp 1,25 triliun. Dana tersebut berasal dari kas internal perusahaan. "Pelaksanaan buyback saham merupakan bentuk usaha LPPF untuk meningkatkan nilai pemegang saham dan kinerja saham," jelas Miranti Hadisusilo, Sekretaris Perusahaan dan Legal Direktur Matahari Departement Store.
Selain itu, ada juga PT Indo Straits Tbk (PTIS) yang akan buyback saham program management employee stock allocation (MESA). PTIS menganggarkan dana sebesar Rp1,96 miliar dalam buyback. Ronny A Hendrawan, Sekretaris Perusahaan Indo Straits mengatakan, program buyback ini untuk karyawan yang telah mengundurkan diri dan belum melunasi utang program MESA.
"Tujuan dari program buyback juga untuk menghindari karyawan yang mengundurkan diri mengeksekusi MESA sudah bukan haknya," ujar dia, dalam rilis. Dia menambahkan, tidak akan dampak penurunan pendapatan atas pelaksanaan buyback saham. Namun saat ini, PTIS menanggung biaya pinjaman sebesar 5,75% untuk mendanai seluruh buyback saham.
Selanjutnya ada PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) dan PT Link Net Tbk (LINK) yang berencana melakukan buyback saham dengan tujuan mengerek harga. Analis Semesta Indovest Aditya Perdana Putra mengatakan, efek dari buyback memang akan meningkatkan laba bersih per saham (EPS). "Dengan EPS naik maka valuasi PER perusahaan menjadi murah, ini tentu akan menarik secara valuasi dan ada efek pada kenaikan harga saham," kata dia. Aditya melihat, saham PTIS memang saat ada program buyback naik tapi saham ini kurang likuid dan fundamental kurang menarik.
Untuk saham LINK, Aditya merekomendasikan, trading di Rp 5.000–Rp 5.300 per saham. "Begitu pun saham LPPF, disarankan trading di Rp 4.900–Rp 5.500 per saham," ujar dia.
Analis Mirae Asset Sekuritas Christine Natasya mengungkapkan, rencana buyback saham SCMA membantu meningkatkan price earning ratio (PER) karena jumlah saham beredar akan menjadi lebih sedikit.
Namun dia bilang, perlu memperhatikan posisi kas pada triwulan III-2018 sebesae Rp 762 miliar. "Jumlah ini jauh di bawah jumlah yang dialokasikan untuk pembelian kembali. Maka pendapatan keuangan SCMA di masa mendatang dapat terpengaruh, meski jumlahnya tak signifikan," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News