kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45845,50   -13,12   -1.53%
  • EMAS1.342.000 -0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga Logam Industri Turun Usai The Fed Umumkan Pemangkasan Bunga Satu Kali Saja


Jumat, 14 Juni 2024 / 17:40 WIB
Harga Logam Industri Turun Usai The Fed Umumkan Pemangkasan Bunga Satu Kali Saja
ILUSTRASI. Harga logam industri dihadang kebijakan suku bunga tinggi Federal Reserve (The Fed).


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Harga logam industri dihadang kebijakan suku bunga tinggi Federal Reserve (The Fed). Pasar logam lesu mendengar kebijakan moneter akan tetap ketat yang bisa menghambat permintaan logam dasar.

Mengutip Bloomberg, harga tembaga kontrak tiga bulan di London Metal Exchange (LME) turun 1,51% menjadi US$ 9.794 per ton di penutupan Kamis (13/6). Sementara harga aluminium LME turun 0,72% menjadi US$ 2.557 per ton, timah LME turun 1,71% menjadi US$ 32.794, seng turun 1,17% menjadi US$ 2.860,00, serta nikel turun 2,30% menjadi US$ 17.645 per ton.

Pengamat Mata Uang dan Komoditas Lukman Leong mengatakan bahwa efek dari pernyataan hawkish The Fed memang berdampak sangat luas terhadap harga-harga komoditas. Seperti diketahui, bank sentral Amerika Serikat (AS) itu kembali mempertahankan suku bunga stabil di 5,25%-5,50% di pertemuan bulan Juni (12/6).

Tak hanya itu, para pengambil kebijakan juga mengungkapkan bakal hanya ada satu kali penurunan suku bunga tahun ini dan empat kali penurunan pada 2025. Padahal, The Fed di awal tahun ini berencana melakukan tiga kali pemangkasan bunga di tahun 2024 dan tiga kali di 2025.

Baca Juga: Harga Emas Spot Mengincar Kenaikan Mingguan Pertama dalam 4 Pekan di Jumat (14/6)

Sementara untuk saat ini faktor permintaan dan pasokan tidak begitu berperan bagi harga logam. Walaupun dari China diharapkan akan terus memberikan stimulus-stimulus baru.

“Memang efek dari pernyataan hawkish the Fed berdampak sangat besar dan luas terhadap mata uang dan komoditas,” ujar Lukman saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (14/6).

Lukman menjelaskan, aluminium dan tembaga bergerak turun adalah hal wajar yang terkoreksi dari reli cukup kuat. Permintaan tentunya juga menurun seiring kenaikan harga, di sisi lain investor juga merespons data resmi manufaktur China yang terkontraksi di bulan Mei.

Timah juga mengalami hal yang sama namun kekhawatiran akan gangguan suplai dari Indonesia mendukung harga. Sedangkan nikel masih susah bertahan di atas US$20.000 per ton, di tengah kondisi kelebihan pasokan (oversupply) dari Indonesia, serta tertekan oleh aksi profit taking dari reli kuat dalam 2 bulan terakhir.

Namun demikian, arah suku bunga Fed ini masih dapat berubah. Sehingga, masih ada peluang bagi harga logam industri untuk lepas dari tekanan moneter ketat di  tahun ini.

Baca Juga: Harga Logam Dasar Turun, Tertekan Prospek Sekali Pemotongan Suku Bunga The Fed

Menurut Lukman, sikap the Fed tidak ideal untuk mempertahankan suku bunga tinggi. Mereka hanya bermaksud mendinginkan bursa ekuitas AS yang terus memecahkan rekor agar tidak terjadi bubble. Perkembangan harga akhir-akhir ini justru sudah sangat melegakan the Fed, dan dari tenaga kerja pun mereka mengakui telah terjadi overestimate.

“Jadi menurut saya, hal ini hanya sementara dan the Fed akan kembali dovish ke depannya,” imbuh Lukman.

Lukman menuturkan, faktor the Fed masih akan mendominasi pergerakan harga logam dalam beberapa bulan ke depan. Namun dirinya masih cukup bullish terhadap tembaga aluminium dan timah yang diyakini akan berbalik naik karena didukung oleh stimulus-stimulus ekonomi China.

Nikel sendiri untuk saat ini idealnya berada di kisaran US$20.000 per ton. Hal itu mengingat harganya masih cukup tinggi dibandingkan masa sebelum covid dan ketidakpastian investor akan masa depan aplikasi nikel pada baterai untuk mobil elektrik karena adanya persaingan dengan lithium ferro phosphate.

Dengan berbagai faktor tersebut, Lukman memperkirakan harga tembaga akan berkisar US$ 11.000 per ton, Aluminium US$ 3.000 per ton, Timah US$ 40.000 per ton dan Nikel US$ 20.000 per ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung Negotiation For Everyone

[X]
×