kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.620.000   14.000   0,87%
  • USD/IDR 16.305   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.109   35,72   0,50%
  • KOMPAS100 1.044   5,37   0,52%
  • LQ45 824   5,99   0,73%
  • ISSI 212   -0,11   -0,05%
  • IDX30 427   5,07   1,20%
  • IDXHIDIV20 512   6,64   1,31%
  • IDX80 119   0,49   0,41%
  • IDXV30 122   1,03   0,85%
  • IDXQ30 140   1,68   1,21%

Harga layu, penjualan AALI turun 30,5%


Kamis, 01 Oktober 2015 / 06:41 WIB
Harga layu, penjualan AALI turun 30,5%


Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Kinerja emiten perkebunan masih loyo. Tengok saja, penjualan minyak sawit alias crude palm oil (CPO) PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) hanya mencapai Rp 5,31 triliun selama delapan bulan pada tahun ini. Pencapaian itu anjlok 30,58% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Performa penjualan lesu seiring volume penjualan dan harga CPO yang layu. Pada periode yang sama, volume penjualan minyak sawit AALI turun 20,1% menjadi 710.879 ton. Sementara, rata-rata harga jual minyak sawit sepanjang Januari-Agustus 2015 hanya Rp 7.474 per kilogram (kg). Harga tersebut lebih rendah sekitar 13,1% dibandingkan periode sama tahun lalu, yaitu mencapai Rp 8.604 per kg.

"Pelemahan harga CPO dunia sepanjang Agustus tahun ini menyebabkan harga jual CPO AALI juga turun,” kata Direktur Keuangan AALI Rudy, dalam siaran pers yang dirilis Rabu (30/9). Harga jual minyak sawit AALI pada Agustus 2015 merupakan harga jual terendah sepanjang tahun ini.

Sejatinya, harga sempat bertengger di level Rp 8.069 per kg pada Maret lalu. Ini harga tertinggi tahun 2015. Namun, setelah itu, harga cenderung turun. Menurut Rudy, penurunan volume penjualan CPO terjadi karena sebagian produksi dialihkan menjadi produk turunan CPO, yakni olein.

Itu sebabnya, volume penjualan olein justru melonjak 85,2% menjadi 255.516 ton per Agustus tahun ini. Sedangkan, volume produksi minyak sawit tersisa 1,13 juta ton per Agustus 2015, turun 0,3% dibandingkan produksi Agustus tahun lalu. Apalagi, hasil produksi tandan buah segar (TBS) juga turun. Produksi TBS nukleus kebunmilik Grup Astra menyusut 0,7% menjadi 3,66 juta ton.

Untuk mengimbangi berkurangnya produksi TBS, emiten ini pun menggenjot pembelian TBS dari pihak eksternal. Sejatinya, produksi TBS di wilayah Sumatra dan Sulawesi masih meningkat. Hanya, hasil produksi kebun di Kalimantan menyusut. Penurunan penjualan tak hanya dialami produk CPO, tapi juga penjualan kernel yang jeblok 21,53% menjadi Rp 1,02 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×