kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.235.000   -2.000   -0,09%
  • USD/IDR 16.633   -23,00   -0,14%
  • IDX 8.071   27,26   0,34%
  • KOMPAS100 1.115   1,03   0,09%
  • LQ45 783   -1,20   -0,15%
  • ISSI 284   1,67   0,59%
  • IDX30 411   -0,03   -0,01%
  • IDXHIDIV20 466   -1,32   -0,28%
  • IDX80 123   0,18   0,14%
  • IDXV30 133   -0,24   -0,18%
  • IDXQ30 130   0,01   0,01%

Harga Komoditas Melonjak, Prospek Emiten Tembaga Dinilai Menjanjikan


Kamis, 02 Oktober 2025 / 19:47 WIB
Harga Komoditas Melonjak, Prospek Emiten Tembaga Dinilai Menjanjikan
ILUSTRASI. Lonjakan harga tembaga yang terjadi akhir-akhir ini berpotensi menjadi angin segar bagi emiten produsen komoditas tersebut. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/04/09/2025


Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lonjakan harga tembaga yang terjadi akhir-akhir ini berpotensi menjadi angin segar bagi emiten produsen komoditas tersebut.

Mengutip Trading Economics, harga tembaga global berada di level US$ 4,89 per pound pada Kamis (2/10) pukul 18.45 WIB atau naik 1,35% dibandingkan hari sebelumnya. Dalam sebulan terakhir, harga tembaga telah melesat 8,06%.

Harga tembaga pun mencapai level tertingginya dalam dua bulan terakhir seiring keterbatasan pasokan global di tengah permintaan industri yang lesu.

Kenaikan harga tembaga turut dipicu oleh peristiwa longsor di Tambang Grasberg milik Freeport Indonesia yang mengurangi sekitar 3% pasokan global. Fasilitas Tambang Grasberg diperkirakan baru akan beroperasi penuh kembali pada awal 2027.

Baca Juga: IHSG Rebound 0,34% ke 8.071, Top Gainers LQ45: AMRT, MBMA dan MDKA, Kamis (2/10)

Analis Korea Investment & Sekuritas Indonesia (KISI) Muhammad Wafi mengatakan, tren kenaikan harga tembaga menjadi sentimen positif bagi emiten tembaga lantaran adanya peluang untuk menjaga margin dan memperoleh laba lebih tinggi dalam jangka pendek.

Emiten tembaga lokal yang mampu menjaga produksi berpeluang meraih keuntungan maksimal, apalagi pasokan global sedang mengetat.

"Jadi prospek semester kedua bisa lebih baik, bahkan ada ruang untuk tingkatkan produksi kalau demand global konsisten," ujar dia, Kamis (2/10).

Wafi melanjutkan, harga tembaga yang bullish dapat mendorong emiten di sektor ini lebih agresif. Dalam hal ini, ada dua kemungkinan yang bisa terjadi pada emiten tembaga yaitu menambah kapasitas produksi untuk memaksimalkan harga jual yang tinggi atau mempercepat proyek smelter pengolahan tembaga sebagai bagian dari hilirisasi.

Di samping itu, peluang masuknya emiten non tembaga seperti grup perusahaan energi atau konglomerasi ke sektor tersebut juga sangat memungkinkan sebagai bentuk diversifikasi bisnis. Apalagi, tembaga memiliki daya tarik tinggi sebagai salah satu komoditas penting bagi industri kendaraan listrik dan energi terbarukan.

Baca Juga: IHSG Terus Ngebut Sejak Awal Tahun, Intip Strategi Investasinya dari Analis

"Tantangannya ada pada kebutuhan modal besar, proses hilirisasi lama, dan risiko teknis tinggi," imbuh dia.

Sementara itu, Investment Analyst Infovesta Utama Ekky Topan menilai, emiten tembaga berkesempatan meningkatkan utilisasi produksi dan mempercepat monetisasi cadangan tambang yang dimiliki ketika harga komoditas ini bertahan di level yang tinggi.

Namun demikian, kenaikan harga tembaga saat ini masih bersifat temporer dan berlaku jangka pendek, karena lebih dipengaruhi faktor gangguan pasokan atau bukan disebabkan pertumbuhan permintaan yang struktural di pasar.

Oleh karena itu, potensi ekspansi atau diversifikasi dari emiten non-tembaga ke sektor tembaga kemungkinan belum akan terjadi dalam waktu dekat.

"Permintaan industri global masih cenderung lesu dan isu kelebihan pasokan juga tetap menjadi tantangan utama bagi sektor ini," kata dia, Kamis (2/10).

Ekky menambahkan, untuk saat ini PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) dinilai menjadi saham sektor tembaga yang cukup menarik, terutama setelah koreksi harga yang terjadi belakangan ini. AMMN dipandang memiliki posisi yang kuat sebagai salah satu produsen tembaga terbesar di Indonesia dan diklaim memiliki roadmap atau peta jalan bisnis jangka panjang yang jelas. 

Baca Juga: IHSG Menuju 8.600, Apa Strategi Investor di Tengah Reli Rapuh?

Alhasil, jika proyek hilirisasi berjalan dan produksi tetap tumbuh sesuai perencanaan, harga saham AMMN berpotensi bergerak menuju kisaran level Rp 10.000--10.500 per saham.

Wafi juga menyebut AMMN menjadi emiten tembaga yang paling diuntungkan dengan adanya tren kenaikan harga komoditas tersebut berkat skala bisnis yang besar dan smelter yang sedang proses pembangunan. Dia merekomendasi beli saham AMMN ke level Rp 8.800 per saham.

Saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) juga punya daya tarik seiring kombinasi bisnis emas dan tembaga serta gencarnya hilirisasi yang dilakukan emiten tersebut. Wafi pun menyarankan beli saham MDKA dengan target harga di level Rp 2.200 per saham.

Di sisi lain, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) memiliki eksposur yang terbatas pada komoditas tembaga, namun tetap memiliki peluang diversifikasi mineral dan hilirisasi yang menjanjikan. Saham ANTM direkomendasikan beli oleh Wafi dengan target harga Rp 4.300 per saham.

Selanjutnya: Kompak Memerah Sebulan Terakhir, Cermati Rekomendasi Saham Bank Lapis Dua di Oktober

Menarik Dibaca: Jadi Tren, Ini 6 Manfaat Olahraga Padel untuk Wanita

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×