Reporter: Rilanda Virasma | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus menguat. Sepanjang tahun 2025 berjalan, IHSG tercatat sudah naik 12,85% year to date (YtD).
Tren penguatan ini bahkan membuat sejumlah lembaga sekuritas merevisi naik target IHSG menjadi 8.600 hingga akhir tahun 2025.
Menurut Analis NH Korindo Steven Willie, reli IHSG saat ini banyak didorong oleh saham-saham konglomerasi. Hal ini tak ayal membuat IHSG terus melaju di tengah aksi jual bersih (net sell) jumbo oleh investor asing. Hingga 1 Oktober 2025, asing tercatat melakukan net sell sebanyak Rp 55,51 triliun.
“Walaupun asing banyak net sell tapi pergerakan dari saham-saham ini (konglomerasi) dipengaruhi oleh investor domestik,” ujar Steven kepada Kontan, Rabu (1/9/2025).
Baca Juga: IHSG Rebound 0,48% ke 8.082,45 Kamis (2/10) Pagi, Bursa Regional Bervariatif
Steven menaksir, aksi jual ini masih akan berlanjut, khususnya bila selisih bunga acuan antara Bank Indonesia dan bank sentral Amerika Serikat, The Fed, masih sempit.
Terlebih, bila nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih juga melemah, investor asing menurutnya akan semakin ogah melirik pasar saham Tanah Air. api masih ada harapan, kata Steven, apabila hasil kinerja emiten-emiten mengalami perbaikan.
Apalagi bila BI rajin intervensi, rupiah bisa selamat dan asing akan kembali melirik pasar domestik.
Dus, meski banyak analis yang membidik level 8.600, Steven justru menganggap angka ini akan berat untuk terealisasi. “Diperlukan kestabilan kurs domestik terlebih dahulu dan earnings yang solid agar inflow asing bisa membantu mendorong IHSG ke 8.600,” katanya.
Baca Juga: IHSG Naik 0,36% ke 8.072 pada Sesi I Kamis (2/10), Top Gainers: MBMA, AMRT, ADMR
Maka di tengah sentimen ini, investor kata Steven bisa memanfaatkannya dengan mengakumulasi saham blue chips dengan valuasi murah seperti perbankan besar.
Pun dengan harga komoditas emas yang terus mendaki, saham di sektor emas juga bisa dijadikan pilihan variasi portofolio.
“Lalu bagi trader agresif yang bisa memanfaatkan momentum jangka pendek bisa memantau pergerakan saham-saham konglomerasi yang sedang manggung saat ini namun dengan resiko terukur,” sarannya.
Selanjutnya: 10 Minuman yang Bagus untuk Menjaga Kesehatan Jantung
Menarik Dibaca: 10 Minuman yang Bagus untuk Menjaga Kesehatan Jantung
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News