kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Harga kemahalan, penawaran pada lelang sukuk pekan ini lesu


Selasa, 12 November 2019 / 20:54 WIB
Harga kemahalan, penawaran pada lelang sukuk pekan ini lesu
ILUSTRASI. Lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penawaran lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) pekan ini dinilai agak lesu, mengingat capaiannya hanya Rp 24,32 triliun atau di bawah proyeksi pasar yakni Rp 30 triliun. Kondisi tersebut ditengarai karena harga yang ditawarkan sudah kemahalan. 

Berdasarkan laporan Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) total penawaran lelang SBSN per Selasa 12 November 2019 mencapai Rp 24,32 triliun. Dari jumlah tersebut, pemerintah berhasil menyerap Rp 8 triliun.

Senior Vice President Recapital Asset Management Rio Ariansyah memperkirakan, lesunya penawaran yang masuk saat ini akibat sikap investor yang cenderung menunggu harga terkoreksi lebih dulu. Menurutnya, harga yang ada saat ini dianggap sudah ketinggian.

Baca Juga: Pemerintah hanya serap Rp 8 triliun pada lelang sukuk Selasa (12/11)

"Yang jelas, semakin naik harga Surat Utang Negara (SUN) akan semakin berkurang peminatnya. Sedikit yang mau beli di saat harga lebih mahal," jelas Rio kepada Kontan.co.id, Selasa (12/11). 

Di samping itu, Rio menekankan daya tarik sukuk di Tanah Air masih jauh lebih menarik ketimbang surat utang konvensional. Ini karena, sukuk barangnya cenderung terbatas dan lebih sedikit ketimbang konvensional. 

Untuk tren imbal hasil ke depan, Rio memperkirakan untuk tenor 10 tahun imbal hasi 6,5% hingga 7% masih cukup menarik untuk pasar.

Direktur Utama PT Avrist Asset Management Hanif Mantiq mengatakan, lesunya penawaran sukuk pekan ini, lebih karena kondisi market yang tengah slowdown. "Investor juga cenderung meminta bagi hasil yang lebih tinggi," ungkapnya.

Baca Juga: Lelang SBSN diproyeksikan menarik Rp 30 triliun minat investor

Sementara itu, pemerintah sudah menggunakan strategi front loading atau strategi penerbitan SBN dalam jumlah cukup banyak di awal tahun. Alhasil, pilihan untuk menyerap di akhir tahun cenderung sedikit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×