Reporter: Agus Triyono | Editor: Wahyu T.Rahmawati
JAKARTA. Harga gas alam berjangka kembali memanas. Spekulasi pasar bahwa perkiraan cuaca dingin yang masih melanda Amerika Serikat (AS) akan kembali meningkatkan permintaan gas alam telah mengangkat pergerakan harga komoditas tersebut.
Di Bursa Nymex sampai dengan Kamis (2/1) pukul 15.00 WIB, harga gas alam untuk kontrak pengiriman Februari menguat 0,21% menjadi U$S 4,239 per mmbtu dibanding hari sebelumnya. Tapi harga ini masih lemah 6,29% jika dibanding level harga tertinggi gas alam sejak akhir Mei 2013 yang jatuh pada Senin (23/12) lalu.
Cuaca dingin diperkirakan masih akan melanda beberapa wilayah di AS sampai beberapa waktu ke depan. Berdasarkan perkiraan AcceWeather Inc di State College, Pennsylvania, untuk wilayah Chicago saja, cuaca dingin diperkirakan akan mencapai minus 24 derajat celcius.
Zulfirman Basir, analis Monex Investindo Futures mengatakan, perkiraan cuaca dingin tersebut telah memicu ekspektasi positif pasar terhadap kenaikan permintaan gas alam untuk kebutuhan penghangat ruangan. Akibatnya, harga gas alam melanjutkan penguatan.
Berdasarkan data Badan Administrasi Informasi Energi AS, jumlah rumah tangga di Negeri Paman Sam yang menggunakan gas alam untuk kebutuhan penghangat ruangan mencapai 49%. "Kenaikan juga dipicu oleh aksi bargain hunting yang dilakukan oleh pasar pasca kejatuhan harga menjelang akhir tahun kemarin," kata Firman.
Zulfirman memperkirakan, faktor cuaca dingin yang melanda sejumlah kawasan di dunia kemungkinan akan terus mengangkat harga gas alam. Sehingga, kemungkinan besar sepekan ke depan harga gas alam berpotensi melanjutkan penguatan.
Secara teknikal, potensi penguatan harga gas alam tersebut bisa dilihat dari posisi moving average convergence divergence (MACD) pada grafik mingguan komoditas tersebut yang masih berada di area positif 0,17. Selain itu, potensi penguatan juga bisa dilihat dari posisi harga yang sampai saat ini masih berada di atas moving average (MA) 50, MA 100 dan MA 200.
Sementara itu, stochastic yang berada di area jenuh beli 85 dan cenderung bergerak landai kemungkinan besar akan membatasi penguatan harga gas alam. Zulfirman memperkirakan, sepekan ke depan harga gas alam akan menguat di kisaran US$ 4,00-US$ 4,50 per mmbtu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News