Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Si kuning emas lebih dari 1% pada perdagangan Senin (1/7). Tertekan penguatan dollar Amerika Serikat (AS) dan investor mulai berbondong-bondong ke aset berisiko setelah dimulainya kembali pembicaraan perdagangan AS dan China.
Mengutip Bloomberg, pukul 23.20 WIB, emas di pasar spot turun 1,38% ke level US$ 1.390,11 per ons troi. Sebelumnya sempat jatuh ke level terendah sejak 20 Juni di US$ 1.381,51 per ons troi.
Sedangkan, emas berjangka pengiriman Agustus 2019 di Commodity Exchange turun 1,51% ke level US$ 1.392,30 per ons troi.
Sebelumnya, AS dan China pada Sabtu (29/6), sepakat untuk melanjutkan negosiasi perdagangan setelah Presiden Donald Trump menawarkan konsesi kepada Presiden China Xi Jinping ketika keduanya bertemu di sela-sela KTT G20 di Jepang.
Kabar mendorong reli bursa saham global dan mengirim indeks dollar ke level tertinggi lebih dari sepekan, membatasi aliran ke dalam safe-haven bullion.
"Di bawah keadaan (geopolitik) positif, dollar menguat dan itu memiliki efek negatif pada emas," kata Rob Lutts, chief investment officer Cabot Wealth Management.
“Menembus level di bawah US$ 1.350 dapat melukiskan gambaran bearish, tambahnya.
Asal tahu, harga emas mencapai kenaikan tertinggi enam tahun pada pekan lalu di US$ 1.438,63 per ons troi, didorong oleh prospek dovish dari bank sentral dan eskalasi ketegangan antara AS dan Iran.
Logam mulia ini telah merosot sekitar US$ 50 sejak menembus level US$ 1.400 per ons troi, tetapi beberapa analis melihatnya sebagai koreksi yang sehat dan kesempatan untuk membeli.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News