kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.871.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.445   -75,00   -0,45%
  • IDX 7.107   66,36   0,94%
  • KOMPAS100 1.034   12,73   1,25%
  • LQ45 806   9,73   1,22%
  • ISSI 223   1,91   0,86%
  • IDX30 421   5,94   1,43%
  • IDXHIDIV20 502   10,81   2,20%
  • IDX80 116   1,41   1,23%
  • IDXV30 120   2,66   2,27%
  • IDXQ30 138   2,04   1,50%

Harga emas tergelincir tarif impor dan prospek kenaikan suku bunga


Jumat, 24 Agustus 2018 / 08:07 WIB
Harga emas tergelincir tarif impor dan prospek kenaikan suku bunga
ILUSTRASI. Emas di Salah Satu Bank


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hanya sanggup bertahan di atas level US$ 1.200 selama dua hari, harga emas kembali terkoreksi. Jumat (24/8) pukul 7.49 WIB, harga emas untuk pengiriman Desember 2018 di Commodity Exchange turun 0,24% ke US$ 1.191,40 per ons troi.

Harga emas ini turun dalam dua hari berturut-turut setelah mencapai US$ 1.203,30 per ons troi di hari Rabu. Harga emas tergerus akibat kenaikan nilai tukar dollar Amerika Serikat (AS) yang terjadi dalam dua hari terakhir.

Dollar AS menguat setelah catatan rapat Federal Open Market Committee menegaskan rencana kenaikan suku bunga acuan. Selain itu, harga emas yang bergerak berlawanan arah dengan dollar pun turun akibat berlakunya tarif impor AS dan China mulai kemarin.

"Dengan dollar AS yang menguat lagi, harga emas turun," kata Chris Gaffney, president of world markets TIAA Bank kepada Reuters.

Perang dagang ini menyebabkan investor memilih aset lindung nilai US treasury yang menyebabkan dollar AS menguat. Gaffney menambahkan, perang dagang AS-China bisa memicu inflasi. "Semua hal menunjukkan bahwa kemungkinan inflasi makin mendekat. Yang belum jelas adalah kapan perusahaan-perusahaan akan menaikkan harga," kata dia.

Pasar emas juga menunggu sinyal kenaikan suku bunga dari pertemuan tahunan Federal Reserve di Jackson Hole hari ini. Jika suku bunga makin tinggi, US Treasury akan makin digemari dan emas bisa makin ditinggalkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×