Reporter: Agus Triyono, Febrina Ratna Iskana | Editor: Wahyu T.Rahmawati
JAKARTA. Harga emas belum kokoh mendaki setelah anjlok pertengahan pekan ini. Setelah sempat menguat pada perdagangan pagi, Jumat (13/12), harga emas melorot lagi pada sore hari.
Di Bursa Comex sampai dengan Jumat (13/12) pukul 17.19 WIB, harga emas untuk kontrak pengiriman Februari 2014 turun 0,31% ke level US$ 1.221,1 per ons troi dibanding penutupan hari sebelumnya.
Harga emas berjangka pada sesi perdagangan Kamis anjlok sampai dengan 2,57%. Kejatuhan dalam tersebut terjadi akibat spekulasi pasar bahwa rilis data penjualan retail Amerika Serikat (AS) yang sepanjang November naik 0,6% dibanding bulan sebelumnya, akan semakin mendorong Bank Sentral AS The Federal Reserve memutuskan untuk mengurangi stimulus moneter pada pertemuan pekan depan.
Zulfirman Basir, analis Monex Investindo Futures, mengatakan bahwa pelemahan tajam harga emas tersebut telah memicu faktor teknikal. Alhasil, harga emas bisa beringsut menguat pada sesi perdagangan pagi.
Firman mengatakan, fokus pasar terhadap pertemuan Bank Sentral AS pada 17-18 Desember mendatang dan sejumlah data ekonomi penting dari Negeri Paman Sam kemungkinan besar akan mengganjal pergerakan harga emas di akhir tahun ini.
Tonny Mariano, analis Harvest International Futures, mengatakan, ada dua kemungkinan pergerakan harga emas. Pertama, jika pengurangan stimulus jadi dilakukan oleh The Fed, harga emas punya potensi untuk menembus level terendah dalam beberapa tahun, yang terjadi beberapa bulan lalu di US$ 1.180,15 per ons troi. Bahkan hingga akhir tahun, target utama bisa US$ 1.130-US$ 1.050 per ons troi.
Jika The Fed mengambil keputusan untuk melanjutkan stimulus, maka harga emas berpeluang naik. Namun, penguatannya hanya akan terbatas ke level harga US$ 1.300 per ons troi.
Firman mengatakan, sepekan ke depan harga emas masih akan melanjutkan pelemahan secara teknikal. Kelanjutan pelemahan ini bisa dibaca dari posisi moving average convergence divergence (MACD) yang berada di area -31. Relative strength index (RSI) yang berada di level 35 dan masih bergerak turun juga menunjukkan pelemahan harga emas. Sinyal pelemahan makin kuat karena harga masih berada di bawah moving average (MA) 50, MA 100, dan MA 200.
Firman memperkirakan, sepekan ke depan kemungkinan harga emas akan melemah di kisaran US$ 1.180-US$ 1.250 per ons troi. Tonny memprediksi, harga emas pada sepekan ke depan akan tertekan di kisaran US$ 1.150-US$ 1.300 per ons troi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News