Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan pasar saham akibat stimulus yang diluncurkan sejumlah negara menyebabkan minat risiko kembali naik. Hal ini menyebabkan harga emas tergerus di awal pekan. Bahkan, harga emas spot turun ke bawah level US$ 1.500 per ons troi pada perdagangan kemarin.
Selasa (20/8) pukul 7.36 WIB, harga emas spot turun tipis ke US$ 1.495,85 per ons troi dari harga penutupan kemarin pada US$ 1.485,92 per ons tri. Kemarin, harga emas ini turun 1,82%.
Harga emas berjangka untuk pengiriman Desember 2019 di Commodity Exhange pun turun 0,38% ke US$ 1.505,80 per ons troi dari harga kemarin US$ 1.511,60. Kemarin, harga emas berjangka ini pun turun 0,79% dari posisi akhir pekan lalu US$ 1.523,60.
Baca Juga: Harga emas Antam turun ke Rp 757.000
"Kekhawatiran risiko resesi mulai mereda. Mungkin reaksi pasar terhadap sejumlah peristiwa pekan lalu terlalu terburu-buru. Alhasil ada perbaikan kondisi di pasar saham dan tekanan turun pada emas," kata Jeff Klearman, portfolio manager GraniteShares kepada Reuters.
Klearman menambahkan, kondisi fundamental masih mendukung kenaikan harga emas selanjutnya. "Yakni kebijakan akomodatif dari bank-bank sentral di seluruh dunia akibat kekhawatiran perlambatan pertumbuhan ekonomi global dan tensi perdagangan Amerika Serikat dan China," imbuh dia.
Pasar saham naik setelah China mengubah suku bunga acuan untuk menurunkan bunga pinjaman bagi kredit korporasi. Pekan ini, pasar keuangan akan mengamati perkembangan simposium Jackson Hole.
Baca Juga: Harga emas turun dari level tertinggi, masih bertahan di atas US$ 1.500
"Ada harapan bahwa Gubernur Federal Reserve Jerome Powell akan mengulangi pembicaraan soal kondisi ekonomi internasional dan mungkin menyusun rencana pemangkasan Fed Fund rate 25 basis point," kata Rhona OConnell, analis INTL FCStone kepada Reuters.
Suku bunga yang lebih rendah mengurangi opportunity cost untuk memegang emas. Hal ini menyebabkan investasi emas naik daun ketika suku bunga rendah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News