Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Harga emas spot masih perkasa di awal pekan ini. Sentimen penguat bagi laju si kuning datang setelah adanya gelombang baru infeksi virus corona di beberapa negara yang menimbulkan harapan langkah-langkah stimulus lebih lanjut dan pemangkasan suku bunga yang yang lebih rendah.
Mengutip Reuters, Senin (11/5) pukul 11.00 WIB, harga emas spot naik 0,5% menjadi US$ 1.708,75 per ons troi. Rebound terjadi setelah pada sesi sebelumnya, harga emas spot turun sekitar 1%.
"Dengan keadaan saat ini, kita akan berada di lingkungan di mana suku bunga akan tetap sangat rendah, kebijakan fiskal akan sangat akomodatif," kata analis IG Markets Kyle Rodda.
Baca Juga: Kekhawatiran virus corona baru picu harga Brent turun 2,4% dan WTI anjlok 3,3%
Harga emas bersiap untuk bergerak lebih tinggi dalam jangka panjang dan investor diprediksi bakal mencoba untuk mendapatkan aset safe haven ini sebelum kembali meroket.
Terlebih, langkah-langkah stimulus besar cenderung mendukung harga emas yang digunakan sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai tukar.
Suntikan tenaga emas datang setelah Pemerintah China melaporkan pada hari Minggu (10/5) bahwa ada peluang gelombang baru kasus virus corona di timur laut China dengan satu kota di provinsi Jilin yang diklasifikasikan sebagai kota berisiko tinggi atas sistem zonasi tiga tingkat.
Setali tiga uang, Korea Selatan juga memperingatkan gelombang kedua dari virus corona. Hingga hari ini, sudah ada 75 kasus baru yang terkait klaster klub dan bar di kawasan Itaewon.
Selain dari kawasan Asia, Jerman juga melaporkan kenaikan jumlah kasus baru setelah para pemimpin memberlakukan pelonggaran pembatasan sosial.
Kilau emas semakin cerah kala Amerika Serikat (AS) melaporkan sedikitnya 20,5 juta pekerja di sektor swasta kehilangan pekerjaan karena pandemi ini.
Baca Juga: Harga emas Antam stagnan di level Rp 911.000 per gram pada Senin (11/5)
IMF pun sudah memberikan isyarat akan merevisi ke bawah target ekonomi global di tahun ini. Selain karena dampak pandemi, adanya peringatan kembali panasnya hubungan dagang antara AS dan China turut jadi pemicu.
Walau mendapat sokongan positif, penguatan emas tak bisa maksimal karena di saat yang sama, dolar Amerika Serikat (AS) dan Bursa Asia berhasil menguat. Penyebabnya datang setelah banyak negara yang mulai membuka kembali perekonomian usai lockdown yang dilakukan demi menghambat penyebaran virus corona.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News