Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Harga emas menutup pekan ini dengan ciamik setelah berhasil menguat pada akhir perdagangan Kamis (24/12). Ini menjadi pekan keempat secara berturut-turut bagi penguatan emas.
Kamis (24/12), harga emas spot ditutup menguat 0,6% ke level US$ 1.883,46 per ons troi. Ini membuat harga emas naik tipis 0,1% dalam sepekan terakhir.
Sementara itu, harga emas berjangka untuk kontrak pengiriman Februari 2021 ditutup naik 0,3% menjadi US$ 1.883,20 per ons troi. Namun, dalam sepekan, harga emas berjangka melemah 0,3%.
Sentimen utama yang mengerek harga emas datang dari optimisme investor atas paket stimulus Amerika Serikat (AS) dan pelemahan dolar AS setelah adanya kesepakatan perdagangan antara Inggris dan Uni Eropa.
"Meski ada kemunduran dalam negosiasi stimulus, namun tetap ada kemungkinan besar rangsangan lewat beberapa poin yang agak mendukung harga emas ke posisi tertentu," kata Jeffrey Sica, pendiri Circle Squared Alternative Investments.
Baca Juga: Sambut 2021 investor perlu mencermati sejumlah faktor ini
Namun, Sica juga melihat, momentum kenaikan pada pasar saham menghalangi harga emas untuk menguat lebih tinggi.
Sebagian besar investor juga menepis ancaman bahwa anggota parlemen AS bakal memblokir upaya untuk mengubah bantuan virus corona senilai US$ 2,3 triliun dan paket pengeluaran pemerintah.
Sepanjang tahun ini, harga emas spot sudah melesat sekitar 24%. Si kuning memang cenderung diuntungkan dari langkah-langkah banjir stimulus karena emas dipandang sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang.
"Faktor pendukung pasar emas juga datang dari pelemahan indeks dolar AS yang terjadi dalam beberapa hari terakhir, setelah menguat awal pekan ini," kata analis senior Kitco Metals Jim Wyckoff.
Pelemahan the greenback akhirnya meningkatkan daya tarik emas bagi pemegang mata uang lainnya. Dolar AS mulai melemah setelah Inggris menyampai kesepakatan dagang dengan Uni Eropa.
Sementara itu, kekhawatiran atas penyebaran varian baru virus corona yang lebih menular telah menyebabkan pengetatan pembatasan Inggris, menggarisbawahi keprihatinan atas ekonomi pasca pandemi pemulihan.
Selanjutnya: Warren Buffett tetap beri sinyal potensi kehancuran pasar saham tahun depan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News