Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga emas stabil di dekat level tertinggi dalam sembilan tahun di awal perdagangan hari ini. Sentimen yang menggerakkan si kuning datang karena kekhawatiran atas meningkatnya kasus corona dan ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan China yang berhasil mengimbangi data positif dari Negeri Tirai Bambu.
Kamis (16/7) pukul 13.00 WIB, harga emas spot turun tipis 0,1% ke US$ 1.809,62 per ons troi. Pergerakan emas masih berada di sekitar level tertinggi yang sejak September 2011, pada US$ 1.817,71 per tercapai di pekan lalu.
Sementara itu, harga emas berjangka AS sebagian besar tidak berubah di level US$ 1.813,20 per ons troi.
Baca Juga: Harga emas bergerak dalam rentang sempit, data ekonomi China jadi penghambat
Sentimen bagi pelemahan harga emas datang setelah ekonomi China tumbuh 3,2% secara yoy pada kuartal II-2020. Data yang dirilis hari ini menunjukkan, ekonomi China dapat pulih dari kontraksi yang terjadi akibat penguncian dan stimulus yang dilakukan pemerintah Negeri Tirai Bambu berhasil.
Tetapi data terpisah menunjukkan, walaupun output industri berhasil naik dan mengalahkan ekspektasi pada bulan Juni, penjualan ritel malah secara tak terduga turun lagi. Ini menunjukkan bahwa sebenarnya permintaan konsumen di China masih berkurang.
Michael McCarthy, kepala strategi di CMC Markets mengatakan, data campuran dari China ini membuat emas bergerak sideways. Potensi penguatan bagi emas pun masih ada karena adanya kekhawatiran berkelanjutan dari beberapa segmen investor tentang prospek pertumbuhan di sisa tahun ini.
Namun memanasnya hubungan AS dan China terkait Hong Kong juga menguntungkan harga emas.
Baca Juga: Harga emas bertahan stabil di atas US$ 1.800, didukung corona dan ketegangan AS-China
Bahkan, harga emas sudah menguat lebih dari 19% sepanjang tahun ini. Emas mendapatkan peluang untuk terus maju karena mendapat manfaat dari suku bunga rendah dan stimulus luas yang dilakukan sejumlah negara. Emas pun dipandang sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang, meskipun pelaku pasar masih terbagi pada prospek untuk inflasi.
Fokus investor sekarang bergeser ke kebijakan Bank Sentral Eropa yang akan dilakukan pada malam hari ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News