Reporter: Handoyo, Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas masih berada diposisi tinggi. Lonjakan harga emas ini terjadi akibat kekhawatiran makin luasnya penyebaran virus corona. Jumat (6/3) pukul 10.17 WIB, harga emas spot berada di US$ 1.670,22 per ons troi, turun 0,12% dari posisi kemarin.
Penyebaran virus corona di Amerika Serikat (AS) yang makin meluas menyebabkan safe haven makin diburu. "Pasar saham tertekan dan ada lebih banyak kekhawatiran pada virus corona sehingga jelas uang mengalir keluar dari aset berisiko ke safe haven seperti emas," kata David Meger, director of metals trading High Ridge Futures kepada Reuters.
Baca Juga: BEI cermati saham Acset Indonusa (ACST) yang merosot di luar kebiasaan
Meger menambahkan bahwa pihaknya melihat emas sebagai lindung nilai utama menghadapi banjir likuiditas dari bank sentral global. "Emas terus memimpin dan menjadi investasi alternatif favorit," kata dia.
Kemarin pasar saham AS merosot setelah California mengumumkan keadaan darurat. Kematian akibat virus corona di AS mencapai 10 orang. Korban ini terpusat di King County, negara bagian Washington. Sebanyak dua pertiga populasi King County tinggal di pinggiran Seattle.
Hingga Jumat (6/3) pukul 7.33 WIB, total kasus corona terkonfirmasi mencapai 97.894. Jumlah korban meninggal mencapai 3.348 orang dan pasien sembuh mencapai 53.826 orang.
Baca Juga: Pasar equity kebanjiran stimulus dan valuasi murah, MMI: Saatnya investor kembali
Intenational Monetary Fund mengatakan bahwa penyebaran virus secara global ini memupuskan harapan bahwa pertumbuhan ekonomi tahun ini akan lebih baik daripada tahun lalu.
Sejumlah bank sentral seperti Federal Reserve, Bank of Canada, dan Hong Kong Monetary Authority menggunting suku bunga acuan sebesar 50 basis points (bps). Sedangkan Reserve Bank of Australia dan Bank Negara Malaysia menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 bps.
Pemangkasan suku bunga ini diprediksikan tidak bisa sepenuhnya mengangkat ekonomi, karena penurunan bisnis dipicu oleh ketakutan orang untuk beraktivitas. "Virus menghantam pertumbuhan global dan penurunan suku bunga akan mengangkat harga emas lebih tinggi," kata Edward Moya, senior market analyst OANDA dalam catatan yang dikutip Reuters.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News