Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas menguat pada hari Jumat (6/1) dan berada di jalur untuk kenaikan mingguan ketiga berturut-turut. Investor menunggu laporan pekerjaan utama Amerika Serikat (AS) untuk mengukur sikap kenaikan suku bunga Federal Reserve AS.
Harga emas spot naik 0,3% menjadi US$ 1.838,38 per ons troi, pada pukul 9.38 WIB. Harga emas spot naik sekitar 0,8% dalam sepekan. Sedangkan harga emas berjangka AS naik 0,2% menjadi US$ 1.843,80 per ons troi.
Fokus pasar bergeser ke data nonfarm payrolls (NFP) Departemen Tenaga Kerja AS yang diawasi ketat pada malan nanti. Penambahan pekerjaan yang lebih tinggi dari perkiraan dan upah yang meningkat mungkin menekan harga emas lagi.
"Harga emas telah naik lebih tinggi sejak November karena taruhan bullish dalam dolar dan imbal hasil melemah. Untuk tahun 2023, harga emas mungkin terus menarik pembeli tetapi mungkin menghadapi beberapa risiko dari pushback hawkish dari pembuat kebijakan," kata ahli strategi IG Market Yeap Jun Rong kepada Reuters.
Baca Juga: Harga Emas Antam Hari Ini Turun Rp 9.000 ke Rp 1.022.000 Per Gram, Jumat (6/1)
Imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun turun pada hari ini. Beberapa pejabat Fed pada hari Kamis menegaskan kembali upaya untuk menurunkan inflasi kembali ke target 2%. Tetapi Presiden The Fed St. Louis James Bullard mengatakan, 2023 akhirnya dapat memberikan kelegaan dilihat dari angka inflasi.
Suku bunga yang lebih tinggi meredupkan daya tarik anti-inflasi emas. Kenaikan bunga meningkatkan biaya peluang untuk memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.
Baca Juga: Pasar Tenaga Kerja AS Ketat, Harga Emas Turun dari Level Tertinggi 7 Bulan Terakhir
Data pada hari Kamis menunjukkan bahwa gaji swasta AS meningkat lebih dari yang diharapkan pada bulan Desember. Sementara jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran turun ke level terendah tiga bulan minggu lalu. Data yang menunjukkan pasar tenaga kerja yang masih ketat dapat memaksa Fed untuk terus menaikkan suku bunga acuan.
"Pelemahan pasar tenaga kerja sudah dekat dan sampai itu terjadi, emas mungkin tetap tertahan di atas level US$ 1800," kata Edward Moya, analis senior OANDA dalam sebuah catatan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News