Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Harga emas turun ke level terendah dalam tiga minggu pada Rabu (6/11), setelah para investor beralih ke dolar Amerika Serikat (AS) menyusul terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS dari Partai Republik.
Para pelaku pasar juga tengah menanti keputusan suku bunga The Fed pada Kamis (7/11) untuk mencari petunjuk lebih lanjut terkait kebijakan pelonggaran yang telah mendukung reli emas hingga mencetak rekor baru tahun ini.
Baca Juga: Harga Emas Stabil, Pasar Mencermati Hasil Pilpres AS yang Masih Ketat
Harga emas spot turun 2,8% menjadi US$2.667,19 per ons troipada pukul 2:07 p.m. ET (1907 GMT), setelah menyentuh level terendah tiga minggu di US$2.652,19.
Logam mulia ini berada di jalur untuk mencatatkan penurunan harian terbesar dalam lima bulan terakhir.
Kontrak berjangka emas AS ditutup turun 2,7% di US$2.676,30.
“Kemenangan presiden yang jelas ketika pasar memperkirakan hasil yang mungkin diperselisihkan, ditambah dengan penguatan dolar pagi ini, menjadi faktor yang menekan harga emas,” ujar Rhona O'Connell, analis di StoneX.
Trump berhasil memenangkan kursi kepresidenan setelah mengamankan lebih dari 270 suara Electoral College, demikian prediksi Edison Research.
Baca Juga: Efek Kemenangan Trump, Bitcoin Cetak Rekor All Time High Baru
Para investor memperkirakan kepresidenan Trump akan memperkuat dolar, sehingga The Fed dapat menunda siklus pelonggarannya jika inflasi meningkat akibat tarif baru yang diproyeksikan.
Indeks dolar mencapai level tertinggi empat bulan, membuat emas lebih mahal bagi pembeli di luar negeri.
Risiko inflasi yang meningkat dapat memperlambat laju penurunan suku bunga AS saat tarif diberlakukan, kata Ole Hansen, kepala strategi komoditas di Saxo Bank.
“FOMC kemungkinan besar tetap akan memangkas suku bunga pada Kamis, namun pernyataan selanjutnya akan diamati secara cermat untuk tanda-tanda penghentian penurunan suku bunga.”
Investor secara luas memperkirakan The Fed akan mengumumkan pemotongan suku bunga sebesar seperempat poin setelah penurunan 50 bps pada September.
Baca Juga: Wall Street Mencetak Rekor Tertinggi Pasca Trump Kembali Menjadi Presiden
Komoditas mulai dari minyak, gas, hingga logam dan biji-bijian mengalami penurunan seiring penguatan dolar.
Harga perak spot turun 4,4% menjadi US$31,24 per ons troi. Platinum turun 0,8% ke US$991,60 dan paladium melemah 3,4% di US$1.039,43. Ketiga logam ini mencapai level terendah dalam tiga minggu terakhir.
Selanjutnya: BRI Danareksa Sekuritas akan Bawa Tiga Perusahaan IPO di Sisa Tahun 2024
Menarik Dibaca: Apa itu Demure Decor? Pelajari Cara Menambahkan Tren ini ke Rumah!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News