kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga emas merosot ke bawah US$ 1700, terendah dalam 9 bulan


Jumat, 05 Maret 2021 / 06:48 WIB
Harga emas merosot ke bawah US$ 1700, terendah dalam 9 bulan
ILUSTRASI. Harga emas tumbang ke bawah level US$ 1.700 per ons troi untuk pertama kalinya dalam sembilan bulan


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas tumbang ke bawah level US$ 1.700 per ons troi untuk pertama kalinya dalam sembilan bulan. Kenaikan yield US Treasury menyebabkan investor bisa melirik instrumen tersebut daripada membeli emas.

Jumat (5/3) pukul 6.30 WIB, harga emas spot berada di US$ 1.697,79 per ons troi. Harga tersebut naik tipis dari harga penutupan perdagangan Kamis (4/3). Harga emas spot kemarin merosot 0,80% ke US$ 1.697,52 per ons troi yang merupakan level terendah sejak Juni 2020. 

Harga emas kontrak April 2021 di Commocity Exchange berada di US$ 1.700,70 per ons troi, juga terendah sejak Juni 2020. Harga emas kontrak April pagi ini pun sudah turun di bawah US$ 1.700 per ons troi, tepatnya pada US$ 1.694,30 per ons troi.

Kenaikan imbal hasil US Treasury turut mengangkat nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) dan menyebabkan harga emas turun. Yield US Treasury naik setelah Gubernur Federal Reserve Jerome Powell mengisyaratkan tidak ada langkah untuk mengatasi lonjakan imbal hasil obligasi. 

Baca Juga: Wall Street turun tiga hari beruntun, Nasdaq paling jeblok

Analis Standard Chartered Suki Cooper mengatakan bahwa Harga emas sekali lagi berada di bawah tekanan karena imbal hasil riil telah melonjak menyusul kekecewaan pasar atas komentar Gubernur Fed Powell. "Harga telah turun di bawah US$ 1.700 per ons troi dan sedang menguji level support berikutnya di US$ 1.689 per ons troi meskipun emas secara teknis oversold," kata dia kepada Reuters.

Kenaikan imbal hasil AS baru-baru ini telah mengikis daya tarik emas sebagai lindung nilai inflasi. Kenaikan yield menyebabkan ada pilihan instrumen dengan yield menarik. Inilah peningkatan biaya peluang atawa opportunity cost untuk memegang emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil. Sementara itu, dolar mencapai puncaknya sejak Desember 2020. 

Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures di Chicago memperkirakan, harga emas kemungkinan bisa turun lagi. "Likuidasi ETF juga masih sangat kuat. Ada terlalu banyak orang yang membelinya di tingkat yang lebih tinggi ini. Mereka pada akhirnya akan menyerah begitu saja," tambah Streible. 

Baca Juga: Bikin shock! Selisih harga emas hari ini dan harga buyback Rp 135.000 (4 Maret)

Kepemilikan ETF beraset emas terbesar di dunia, SPDR Gold Trust, turun ke level terendah sejak Mei 2020 pada hari Rabu. 

Senat AS diperkirakan akan mulai membahas paket bantuan virus corona senilai US$ 1,9 triliun dari Presiden Joe Biden pada hari Kamis setelah setuju untuk menghapus pembayaran secara bertahap kepada orang Amerika yang berpenghasilan lebih tinggi. Sementara itu, data menunjukkan jumlah orang Amerika yang mengajukan tunjangan pengangguran naik minggu lalu.

Baca Juga: Harga emas Antam turun Rp 5.000 ke Rp 923.000 per gram pada Kamis (4/3)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×