Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - Harga emas merosot dalam, hingga 4,3% pada Selasa (11/8), penurunan harian terburuk dalam tujuh tahun terakhir.
Soalnya, selera risiko kembali, menyusul angka ekonomi yang menggembirakan dan harapan paket bantuan virus corona baru mendorong S&P 500 mendekati rekor tertinggi.
"Ini terasa seperti kecelakaan kecil. Harga emas tidak bisa mengatasi berita utama tentang vaksin (virus corona) potensial Rusia, dan optimisme terus mengalir ke saham," kata Edward Moya, Analis Pasar Senior OANDA.
Baca Juga: Harga emas anjlok dalam hingga 4%, kian jauh dari rekor tertinggi
Mengutip Bloomberg, harga emas spot jatuh 4,2% menjadi US$ 1.942,26 per ons troi pada pukul 23.59 WIB, setelah sempat anjlok 4,3%, turun tajam dari rekor tertinggi yang tercipta pada Jumat (7/8) pekan lalu di US$ 2.072,50.
Selasa, 11 Agustus 2020, jadi hari terburuk buat harga emas sejak Juni 2013.
Sementara harga emas berjangka AS turun lebih parah lagi, mencapai 4,22% ke posisi $ 1.953,60.
Dalam waktu dekat, penurunannya akan besar
"Data ekonomi yang lebih baik dari perkiraan membantu mempercepat aksi jual, tetapi prospek tetap bullish untuk emas," ujar Moya kepada Reuters.
Harga produsen AS rebound lebih dari yang proyeksi pada Juli, dan indeks S&P Global AS bergerak mendekati rekor tertinggi.
"Kami memperkirakan penurunan yang lebih dalam karena faktor makro yang telah mendorong harga emas lebih tinggi dalam beberapa bulan terakhir sedikit berkurang," kata Daniel Ghali, Commodity Strategist TD Securities, ke Reuters.
Baca Juga: Harga emas 24 karat Antam hari ini naik Rp 2.000 per gram, Selasa 11 Agustus 2020
Reli emas yang memecahkan rekor tertinggi, didorong oleh ekspektasi stimulus lebih lanjut dan dollar AS yang lebih lemah dalam menghadapi lonjakan kasus virus corona. Juga, karena imbal hasil Treasury AS.
"Pada akhirnya, kami masih berpikir harga emas memiliki ruang untuk bergerak lebih tinggi, tetapi dalam waktu dekat kami berpikir penurunannya akan besar," ujar Ghali.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News