Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Asnil Amri
NEW YORK. Harga emas melonjak setelah penjualan data rumah baru di AS turun lebih dari perkiraan. Data perumahan itu memunculkan spekulasi, bahwa bank sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve akan mempertahankan stimulus fiskal guna membantu perekonomian.
Harga emas berjangka untuk pengiriman Desember naik 1,8% dan bertahan di harga US$ 1.395,80 per ounce pada pukul 1:42 waktu di New York, Sabtu (24/8). Sebelumnya, harga mencapai $ 1,398.70, tertinggi untuk kontrak teraktif sejak 7 Juni.
Kenaikan harga emas terjadi karena turunnya data penjualan rumah baru bulan Juli. Penurunan penjualan rumah tersebut lebih dari 13%, penurunan terbesar lebih dari tiga tahun.
"Data baru penjualan rumah memberitahukan kami, bahwa ekonomi dalam kondisi tidak baik, dan The Fed perlu terus mendukung pertumbuhan dengan stimulus," kata Tom Power, broker komoditas RJ O'Brien & Associates di Chicago, seperti yang dikutip Bloomberg.
Menurut Poer, pemulihan pasar perumahan merupakan hal penting yang harus dilakukan oleh The Fed, sebelum memutuskan untuk mengurangi stimulus ekonomi untuk AS.
Dalam sepekan terakhir, harga emas sudah naik 1,8%. Selain karena data perumahan AS yang belum memuaskan, kenaikan permintaan emas di Asia juga menjadi pemicu kenaikan harga emas. World Gold Council melaporkan, permintaan emas bisa mencapai 1.000 metrik ton tahun di China dan juga India.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News