kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga emas melesat di tengah kekhawatiran dampak ekonomi virus corona


Rabu, 19 Februari 2020 / 23:20 WIB
Harga emas melesat di tengah kekhawatiran dampak ekonomi virus corona
ILUSTRASI. Harga emas kembali melaju ke level tertinggi dalam tujuh tahun terakhir.


Reporter: Arvin Nugroho | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas kembali melaju ke level tertinggi dalam tujuh tahun terakhir. Rabu (19/2) pukul 21.30 WIB, harga emas spot berada di US$ 1.605,07 per ons troi, naik sebesar 0,22% dibanding kemarin. Harga emas mulai menunjukkan kenaikan sejak Selasa (18/2) setelah pada akhir pekan kemarin hanya berada di US$ 1.581,13 per ons troi

Sedang, harga emas untuk pengiriman April 2020 di Comex berada di US$ 1.609,70 per ons troi, naik 0,38% dalam sehari.

Analis Finnex Berjangka Nanang Wahyudin mengatakan, peningkatan harga emas dipengaruhi oleh kekhawatiran pelaku pasar terhadap kondisi perekonomian global. PDB secara global yang melambat membuat pasar khawatir.

Baca Juga: Harga emas hari ini terus mendaki menuju puncak, coba tembus US$ 1.610

Virus corona yang belum menemukan tanda-tanda mereda menyebabkan kekhawatiran pelaku pasar kian meningkat. Virus yang telah mewabah di Wuhan, China sejak Desember tahun 2019 lalu ini masih terus berlanjut. Data pada Rabu (19/2) pukul 21.13 WIB, sebanyak 2.012 orang meninggal dengan total kasus terkonfirmasi 75.282. Ada total 15.084 pasien telah pulih.

Terus bertambahnya korban akibat virus corona membuat Moody’s memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi China tahun 2020. Moody’s memperkirakan, pertumbuhan ekonomi China hanya akan berada di 5,2%. Sebelumnya, Moody’s memproyeksikan pertumbuhan ekonomi China di 5,8%.

Baca Juga: Wow, paladium kembali cetak rekor tertinggi sepanjang masa di US$ 2.710 per ons troi

IMF dalam laporannya World Economic Global yang dirilis pada Januari lalu memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global pada 2020 turun. IMF memangkas 0,1 poin menjadi 3,3%.

Apple Inc kemarin mengungkapkan peringatan potensi penurunan penjualan dan gangguan rantai pasok akibat virus corona. Informasi ini membuat pelaku pasar semakin khawatir. Kekhawatiran tersebut berujung pada para pelaku pasar yang memilih aset-aset aman minim risiko, seperti emas. “Kekhawatiran pasar bertambah karena baik dari sisi perusahaan maupun global terkena imbas dari virus corona,” kata Nanang kepada Kontan.co.id.

Hal senada juga diungkapkan oleh Direktur Garuda Berjangka Ibrahim. Selain akibat dari virus corona yang membuat pelaku pasar khawatir, memanasnya konflik di Timur Tengah kemungkinan juga turut meningkatkan harga emas.

Baca Juga: Ini lima petuah penting Jack Ma untuk pengusaha China saat virus corona mewabah

Ibrahim memprediksi harga emas dalam periode jangka pendek masih ada potensi menguat. Sedangkan, untuk periode menengah kemungkinan akan mengalami koreksi. “Kemungkinan virus corona mereda akan mempengaruhi pergerakan harga emas ke depan,” kata Ibrahim.

Selain itu, pergerakan harga emas ke depan akan banyak terpengaruh oleh kondisi geopolitik. Pernyataan IMF yang memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun 2020 diperkirakan akan menggenjot bank sentral di negara-negara untuk memberikan stimulus.

Bank Sentral China (PBoC) telah melakukan banyak langkah untuk menstabilkan perekonomian dalam negeri. PBoC kembali menyuntikkan dana sebesar CNY 200 miliar guna meningkatkan likuiditas pasar. “Potensi harga emas untuk mencetak harga tertinggi ke depan juga masih mungkin terjadi,” kata Ibrahim.

Baca Juga: Harga emas Antam menguat ke Rp 783.000 dan harga buyback naik Rp 5.000

Ibrahim menghitung pergerakan harga emas di kuartal I akan berada di rentang US$ 1.555 per ons troi– US$ 1.630 per ons troi dengan target akhir tahun sebesar US$ 1.660 per ons troi.

Sementara, Nanang menghitung harga emas di kuartal I akan bergerak di US$ 1.555 per ons troi–US$ 1.632 per ons troi dengan target akhir tahun US$ 1.700 per ons troi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×