Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aset safe haven seperti emas justru diuntungkan dengan adanya pandemi virus corona dan perlambatan ekonomi dunia. Semenjak kasus covid-19 merebak, kemilau emas tak pernah redup, bahkan sempat mencatatkan rekor tertingginya pada Agustus silam. Tak pelak, produsen emas seperti PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) diuntungkan dengan situasi ini.
Analis Panin Sekuritas Juan Oktavianus menilai prospek harga emas ke depan masih akan tetap tinggi. Hal ini lantas akan menjadi katalis positif yang bisa mendongkrak kinerja MDKA pada separuh kedua tahun ini. Terlebih lagi, kontribusi emas masih jadi penyumbang utama dalam penjualan MDKA.
“Emas masih menjadi kontributor utama MDKA sekitar 70% dari keseluruhan. Oleh karena itu, kami melihat dengan harga emas yang masih di level cukup tinggi, tentu akan berdampak positif terhadap kinerja MDKA melalui average selling prices (ASP) emas MDKA,” kata Juan kepada Kontan.co.id, Selasa (22/9).
Merujuk laporan keuangan MDKA, pada semester I-2020 emiten ini membukukan total pendapatan sebesar US$ 198,8 juta atau naik 3,7% secara year on year (yoy). Laba bersih MDKA mencapai US$ 38,3 juta atau turun 9,4% yoy.
Baca Juga: Anak usaha Merdeka Copper (MDKA) serahkan lahan kompensasi 100,32 ha ke pemerintah
Analis Ciptadana Sekuritas Thomas Radityo dalam risetnya pada 24 Agustus 2020 menuliskan, kenaikan pendapatan MDKA ditopang oleh performa penjualan emas yang dari segi ASP alias harga jual rata-rata naik sebesar 24,8% yoy. Kendati demikian, kenaikan biaya penjualan sebesar 16,4% dan operational expenditures (opex) sebesar 48,1% telah melampaui pertumbuhan pendapatan.
“Dari segi perolehan laba bersih, MDKA baru memenuhi 36,5% dari proyeksi kami. Kendati demikian, perolehan tersebut masih in-line seiring kinerja MDKA yang akan membaik pada paruh kedua tahun ini. Hal tersebut seiring dengan perkiraan ASP emas yang lebih tinggi dan harga tembaga yang membaik pada kuartal IV-2020 mendatang,” tulis Radityo.
Sementara itu, analis Sucor Sekuritas Hasan Barakwan menyebut MDKA sudah berhasil memproduksi emas sebanyak 108.823 ons pada paruh pertama tahun ini. MDKA mematok target produksi emas sebanyak 165.000 ons–185.000 ons pada tahun ini. Dengan demikian, MDKA disebut mampu menunjukkan kinerja optimal di tengah situasi saat ini setelah berhasil memenuhi 60,4% dari target maksimal mereka.
Baca Juga: Permukaan tambang emas retak, Merdeka Copper Gold (MDKA) hitung ulang target produksi
“MDKA juga diuntungkan dengan kenaikan harga emas sepanjang tahun ini. Meski MDKA telah melakukan lindung nilai terhadap 84.506 ons emasnya dengan harga US$ 1.425, mereka berhasil membukukan realisasi harga yang lebih tinggi pada semester I-2020 yakni US$ 1.642 per ons troi atau naik 24,9% yoy,” ujar Hasan dalam risetnya 3 September lalu.
Lebih lanjut, Hasan mengatakan, dengan ancaman inflasi yang menghantui, pamor mengkilap emas sebagai aset safe haven masih akan tetap diburu. Selain itu, pandemi virus corona telah mengakibatkan disrupsi yang signifikan terhadap pasokan emas yang turun 15,2% secara yoy menjadi 1.034 ton pada kuartal II-2020. Hasan menyebut level ini merupakan yang terendah secara kuartalan sejak kuartal I-2010 silam.
“Dengan jatuhnya produksi emas di tambang dan emas recycled, sementara permintaan tetap tinggi telah membuat harga emas meningkat. Kami yakin ke depan outlook untuk si kuning ini masih akan tetap kuat sehingga jadi katalis positif untuk MDKA,” sambung Hasan.
Salah satu katalis positif lain disebut Thomas datang dari proyeksi keberhasilan proses penelitian feasibility tahap tiga terhadap proyek Morowali Acid Iron Metal (AIM). Meski sempat tertunda akibat pandemi, pada kuartal IV-2020 proses tersebut sudah dapat dirampungkan. Dengan demikian, proyek tersebut akan dapat dapat segera dimulai pada awal tahun depan.
Baca Juga: Produksi Emas MDKA Berpotensi Tersendat Pasca Insiden di Tambang Emas Tujuh Bukit
Thomas pun memperkirakan pendapatan MDKA pada tahun ini akan mencapai US$ 435 juta. Sementara untuk laba bersihnya akan mengantongi US$ 105 juta.
Sementara Juan menilai kabar terbaru mengenai adanya kecelakaan alam berupa tanah longsor di lokasi tambang emas Tujuh Bukit, Banyuwangi milik MDKA yang menyebabkan operasional terhenti perlu diperhatikan lebih jauh. Ia pun belum bisa memberi komentar lebih jauh karena perlu melihat dan mendapatkan update terbaru dari dampak kecelakaan tersebut. “Jadi untuk proyeksi kinerja dan rekomendasi saham MDKA, kami akan sesuaikan ketika kami telah mendapat update tentang penurunan produksi pasca kecelakaan kemarin,” tambah Juan.
Sebelum adanya kejadian longsor tersebut, Juan merekomendasikan untuk beli saham MDKA dengan target harga Rp 1.660 per saham. Sementara Thomas dan Hasan sama-sama merekomendasikan untuk beli saham MDKA dengan harga Rp 2.800 dan Rp 2.240 per saham. Selasa (22/9), harga saham MDKA stagnan di Rp 1.570 per saham.
Baca Juga: Ada insiden di tambang, produksi emas Merdeka Copper Gold (MDKA) terganggu
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News