kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga emas masih akan terjegal tapering di akhir tahun


Senin, 04 Oktober 2021 / 21:04 WIB
Harga emas masih akan terjegal tapering di akhir tahun
ILUSTRASI. Harga emas spot masih melemah di sepanjang tahun ini.


Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas spot masih melemah di sepanjang tahun ini. Merujuk Bloomberg, harga emas spot sejak awal tahun sudah turun 7,63%. Harga tertinggi emas spot tahun ini berada di US$ 1.950 per troi ons pada awal Januari 2021. Sedangkan harga terendah emas spot tahun ini berada di angka US$ 1.683 per troi ons di Maret 2021.

Analis Global Kapital Investama Alwi Assegaf menilai, suntikan stimulus yang dilakukan oleh beberapa negara maju membuahkan hasil, seperti Amerika Serikat (AS) yang sudah mulai keluar dari resesi, sehingga hal ini meredupkan pamor emas, yang sempat naik tajam di tahun 2020.

Di tahun 2020, harga emas naik signifikan karena banjirnya stimulus yang memaksa bank-bank sentral dunia melonggarkan kebijakan moneter. Kebijakan ini dilakukan untuk menahan kejatuhan ekonomi dari dampak krisis kesehatan akibat Covid-19.

Baca Juga: Robert Kiyosaki prediksi akan terjadi crash terbesar di pasar keuangan Oktober ini

“Merebaknya kasus Covid-19 membuat hampir semua negara mengalami kontraksi pertumbuhan yang tajam. Hal ini mengangkat peran safe haven emas,” kata Alwi kepada Kontan.co.id, Senin (4/10).

Di tahun 2021 ini, harga emas semakin terpukul ketika bank sentral mulai merencanakan pengurangan stimulus. Terakhir, Federal Reserve merencanakan tapering atau pengurangan pembelian aset di bulan November 2021 dan berakhir di tahun 2022, kemudian dilanjutkan dengan kenaikan suku bunga.

“Prospek kebijakan hawkish The Fed ini telah mengangkat yield obligasi AS tenor 10 tahun naik ke level tertinggi dalam tiga bulan. Hal ini semakin menekan emas, karena emas merupakan aset yang tidak memberikan imbal hasil,” kata Alwi.

Baca Juga: Rapor hijau emiten tambang BUMN, mana yang kinerjanya paling mentereng?

Sehingga, menurutnya, ketika ada aset yang memberikan imbal hasil menarik, maka investor akan merotasi asetnya ke aset yang memberikan imbal hasil. Apalagi bursa saham di AS dan Eropa terus menguat, bahkan sempat mencetak rekor tertinggi.

Hingga akhir tahun, Alwi memperkirakan emas masih akan tertekan di tengah isu tapering. Akan tetapi, menurutnya penurunan bisa terbatas di akhir tahun, apabila tapering mulai dijalankan karena investor sudah mengantisipasinya terlebih dahulu.

“Jadi, ketika ada pengumuman tapering sudah tidak kaget lagi. Beberapa sentimen juga masih mendukung emas, seperti kekhawatiran mandeknya pertumbuhan ekonomi global, kemudian tekanan inflasi,” imbuh Alwi.

Baca Juga: Harga emas siang ini di Pegadaian, Senin 4 Oktober 2021

Alwi menambahkan kalau Menteri Keuangan AS Janet Yellen memperkirakan inflasi berada di 4%. Angka ini dua kali lipat dari target The Fed sebesar 2%. “Seperti yang kita ketahui bahwa emas juga merupakan lindung nilai atas inflasi,” ujar dia.

Alwi menyarankan investor jangka menengah di level ini sebaiknya tahan terlebih dahulu dan bisa beli di area support US$ 1.675 per troi ons–US$ 1.600 per troi ons. Sementara itu, resistance harga emas berada di kisaran US$ 1.780 per troi ons–US$ 1.833 per troi ons.

Sedangkan untuk swing trader, karena trennya masih turun, bisa memanfaatkan posisi resistance jangka pendek di kisaran US$ 1.766 per troi ons–US$ 1.775 per troi ons, dan menargetkan support jangka pendek di kisaran US$ 1.720 per troi ons–US$ 1.700 per troi ons.

Baca Juga: Harga emas Antam naik Rp 1.000 menjadi Rp 924.000 per gram pada hari ini (4/10)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×