Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
SINGAPURA. Harga kontrak minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) pagi ini diperdagangkan mendekati level terendah dalam dua pekan terakhir. Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 11.18 waktu Sydney, harga kontrak minyak WTI untuk pengantaran Juni naik 11 sen menjadi US$ 94,32 per barel di New York Mercantile Exchange.
Penurunan harga minyak dipicu oleh adanya sejumlah sinyal akan kenaikan suplai minyak AS. Menurut data yang dirilis American Petroleum Institute, cadangan minyak AS pada pekan lalu bertambah sebanyak 1,1 juta barel. Selain itu, data Departemen Energi AS yang akan dirilis pada hari ini diramal akan menunjukkan kenaikan cadangan minyak AS sebesar 450.000 barel.
"Cadangan minyak sangat tinggi. Mengingat bahwa saat ini tidak ada isu geopolitik, harga emas memang seharusnya turun," ujar Jonathan Barratt, chief executive Barratt's Bulletin di Sydney.
Faktor lain yang menyebabkan harga minyak tertekan adalah komisi persaingan usaha Eropa melakukan investigasi kepada sejumlah perusahaan minyak di Benua Biru mengenai adanya potensi manipulasi harga minyak setelah Komisi Eropa tersebut melakukan inspeksi mendadak di tiga negara. Mereka adalah Royal Dutch Shell Plc, BP Plc, Statoil ASA, dan Platts.
Sementara itu, harga kontrak minyak jenis Brent untuk pengantaran Juni naik 10 sen menjadi US$ 102,70 per barel di ICE Futures Europe Exchange di London.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News