Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas dunia melonjak lebih dari 1% pada hari Rabu (12/7). Setelah tanda-tanda pendinginan inflasi di Amerika Serikat (AS) mendorong harapan bahwa The Fed dapat mengerem siklus kenaikan suku bunga lebih cepat dari perkiraan sebelumnya.
Melansir Reuters, harga emas di pasar spot terakhir naik 1,33% menjadi US$1.957,64 per ons troi. Sementara, harga emas berjangka AS menetap 1,3% lebih tinggi pada level US$1.961,70.
Harga konsumen AS naik moderat pada bulan Juni dan mencatat kenaikan tahunan terkecil lebih dari dua tahun karena inflasi terus mereda. Dalam 12 bulan hingga Juni, CPI naik 3,0%, dibandingkan dengan perkiraan Reuters sebesar 3,1%.
"Emas gapped US$10 lebih tinggi pada cetak CPI lebih lembut dari perkiraan di tengah harapan bahwa kenaikan Juli mungkin menjadi siklus yang terakhir," kata Tai Wong, seorang pedagang logam independen yang berbasis di New York.
Baca Juga: Harga Emas Dunia Terus Naik ke Level US$1.935,19 pada Rabu (12/7)
"Jika emas bisa menembus di atas rata-rata pergerakan 50 hari di US$1.960, itu akan memicu lebih banyak taruhan bullish."
Dolar kehilangan 0,5% ke level terendah lebih dari dua bulan terhadap para pesaingnya setelah rilis inflasi, membuat emas lebih menarik bagi pemegang mata uang lainnya.
Pasar melihat peluang 91% dari kenaikan suku bunga The Fed 25 basis poin akhir bulan ini. Emas sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga AS karena ini meningkatkan biaya peluang memegang emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil hasil.
Awal pekan ini, beberapa pejabat bank sentral AS mengatakan bahwa akhir siklus pengetatan kebijakan moneter The Fed saat ini semakin dekat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News