kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45862,18   0,52   0.06%
  • EMAS1.361.000 -0,51%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga Emas Diprediksi Turun dalam Jangka Pendek Jelang Pidato Gubernur The Fed


Selasa, 14 Mei 2024 / 14:36 WIB
Harga Emas Diprediksi Turun dalam Jangka Pendek Jelang Pidato Gubernur The Fed


Reporter: Nadya Zahira | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas menunjukkan tren penurunan. Berdasarkan Trading Economics, harga emas turun 0,28% menjadi US$ 2.338 per ons troi pada Selasa (14/5) pukul 13.00 WIB. 

Analisis Deu Calion Futures (DCFX), Andrew Fischer memprediksi harga emas cenderung akan terus menurun dalam jangka pendek. Namun, tren penurunan ini diprediksi belum selesai, sehingga emas diperkirakan akan menyelesaikan penurunan ini terlebih dahulu sebelum berpotensi naik kembali.

Fischer menjelaskan, meskipun harga emas menunjukkan penurunan dalam jangka pendek, ini bisa menjadi kesempatan bagi investor yang menyukai strategi jangka pendek. 
Namun, dia menyarankan agar investor tetap waspada terhadap pergerakan harga emas, terutama karena volatilitas yang dipicu oleh berita ekonomi penting seperti pidato Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, yang dijadwalkan hari ini.

Baca Juga: Harga Emas Spot Naik Tipis Seiring Semakin Dekatnya Rilis Data Inflasi AS

Fischer menekankan bahwa pidato Powell memiliki potensi besar untuk mempengaruhi pergerakan dolar AS dan harga emas. Untuk itu, dia meminta kepada para investor untuk terus memantau perkembangan ini dengan seksama karena dampaknya bisa memberikan peluang investasi yang signifikan.

Selain itu, dia menuturkan, di pasar Asia pada Senin (13/5) harga emas turun karena para pedagang lebih cenderung beralih ke dolar AS menjelang rilis data inflasi utama AS yang akan diumumkan pada akhir pekan ini. 

“Di mana spot gold turun sebesar 0,1% menjadi US$ 2.357,35 per ons troi, sementara gold futures yang akan jatuh tempo pada bulan Juni turun 0,5% menjadi US$ 2.363.65 per ons troi,” kata Fischer dalam risetnya, Selasa (14/5).

Sementara, logam mulia mengalami penguatan minggu lalu karena beberapa tanda pendinginan ekonomi AS memicu spekulasi atas penurunan suku bunga oleh Federal Reserve pada tahun 2024. Namun, emas tetap jauh di bawah rekor tertinggi yang dicapai pada bulan April, dan diperkirakan akan diperdagangkan dalam kisaran tertentu menjelang data inflasi minggu ini.

“Emas dan pasar logam yang lebih luas berada dalam kondisi gelisah menjelang pembacaan inflasi utama AS. Data inflasi untuk bulan April akan dirilis pada hari Selasa, sementara data indeks harga konsumen yang lebih banyak dipantau akan dirilis pada hari Rabu,” kata dia.

Menurutnya, setiap tanda-tanda inflasi yang tetap tinggi akan mengurangi ekspektasi penurunan suku bunga AS tahun ini, sehingga bisa meningkatkan dolar dan menekan harga logam.

Baca Juga: Arah Harga Emas Ditentukan Data Ekonomi AS Terbaru

Secara keseluruhan, Fischer bilang, harga emas pada Selasa (14/5) menunjukkan tren penurunan jangka pendek, namun penurunan ini diperkirakan akan diikuti oleh kenaikan dalam jangka panjang.

Fischer menekankan pentingnya memperhatikan pidato Gubernur Federal Reserve, Jerome Powell, yang bisa memberikan petunjuk lebih lanjut mengenai arah kebijakan moneter AS. Dia menilai hal ini akan menjadi faktor penting yang mempengaruhi pergerakan dolar AS dan emas. 

“Investor diharapkan untuk tetap waspada dan siap mengambil langkah strategis berdasarkan perkembangan terbaru di pasar,” tandasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Pre-IPO : Explained Supply Chain Management on Efficient Transportation Modeling (SCMETM)

[X]
×