Reporter: Nadya Zahira | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas melanjutkan kenaikan. Berdasarkan data Trading Economics, harga emas naik 0,14% ke level US$ 2.359 per ons troi pada Rabu (15/5) pukul 13.00 WIB.
Analisis Deu Calion Futures (DCFX), Andrew Fischer mengatakan faktor utama yang mempengaruhi kenaikan harga emas ini adalah efek pidato Ketua Federal Reserve, Jerome Powell. Menurutnya, meskipun pidato tersebut secara umum positif bagi dolar Amerika Serikat (AS), namun sentimen di pasar menunjukkan adanya perbedaan antara performa USD dan harga emas.
“Salah satu alasan utama di balik ini adalah fenomena dedolarisasi yang sedang berlangsung, di mana beberapa negara mulai mengurangi ketergantungan mereka pada dolar dan beralih ke emas sebagai aset aman (safe haven),” kata Fischer dalam riset hariannya, Rabu (15/5).
Selain itu, Fischer mengatakan, ketegangan geopolitik yang terus berlanjut juga memainkan peran penting dalam mendorong harga emas naik. Konflik yang berkelanjutan di berbagai belahan dunia, terutama di Timur Tengah, meningkatkan kekhawatiran akan potensi eskalasi yang lebih besar, bahkan hingga kemungkinan pecahnya perang dunia ketiga.
Ia menilai, situasi ini membuat investor lebih cenderung mengamankan aset mereka dalam bentuk emas dibandingkan dengan mata uang atau instrumen keuangan lainnya.
Baca Juga: Harga Emas Spot Datar di US$2.359,02 Jelang Rabu (15/5) Siang
Dari perspektif teknikal, Fischer menuturkan, analisa candlestick dan trendline menunjukkan tren penguatan yang cukup kuat pada emas (XAU/USD). Tren ini didukung peningkatan permintaan dari investor yang mencari perlindungan dari volatilitas pasar dan ketidakpastian ekonomi global.
“Hari ini, perhatian pasar juga tertuju pada data inflasi AS, khususnya Indeks Harga Konsumen (CPI) yang akan dirilis. Data ini diharapkan memberikan petunjuk lebih lanjut mengenai prospek suku bunga AS,” kata dia.
Fischer melihat, data yang dirilis tersebut menunjukkan tingginya inflasi yang mungkin akan melemahkan USD, sehingga memberikan dorongan tambahan bagi harga emas. Sementara itu, data Indeks Harga Produsen (PPI) AS yang telah dirilis sebelumnya juga menjadi faktor penting yang diawasi oleh para pelaku pasar.
Secara keseluruhan, Fischer mencermati, meskipun harga emas menghadapi tekanan dari potensi kenaikan suku bunga yang lebih tinggi dalam jangka panjang, faktor-faktor geopolitik dan tren dedolarisasi memberikan dukungan kuat bagi logam mulia ini.
Untuk itu, ia memprediksi bahwa harga emas masih memiliki potensi untuk melanjutkan kenaikannya, didukung oleh analisa teknikal dan kondisi makroekonomi global yang dinamis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News