Reporter: Nadya Zahira | Editor: Noverius Laoli
Menurut dia, kekhawatiran akan resesi di Amerika Serikat (AS) menyusul data ekonomi yang lemah minggu lalu telah menyebar ke seluruh pasar global, termasuk emas. Aksi jual tidak hanya terjadi pada emas, tetapi juga pada komoditas lain seperti perak, platinum, dan paladium.
Fischer menyebutkan bahwa harga perak spot turun 4,9% menjadi US$ 27,15 per ons, sementara platinum turun 4,4% menjadi US$ 916,05 per ons, dan paladium turun 3,4% menjadi US$ 859,25 per ons.
Penurunan harga pada logam-logam tersebut mencerminkan meningkatnya kekhawatiran atas permintaan industri yang melemah.
Meskipun prediksi jangka pendek menunjukkan penurunan, Fischer juga menekankan bahwa emas masih memiliki potensi untuk menguat di masa depan.
Baca Juga: Harga Emas Antam Turun Lagi Rp 8.000, Simak Proyeksi Hingga Akhir Tahun
Dia mengatakan bahwa ketidakpastian ekonomi dan politik yang terus berlanjut, serta ekspektasi penurunan suku bunga dari Federal Reserve, dapat menjadi faktor pendorong bagi harga emas.
Seperti yang diketahui, saat ini pasar memperkirakan bank sentral akan memangkas suku bunga sebanyak 50 basis poin dalam pertemuan bulan September mendatang. Ia menuturkan, apabila hal ini terjadi, maka emas dengan imbal hasil nol dapat kembali menarik minat investor sebagai aset safe haven.
Secara keseluruhan, pandangan Fischer menunjukkan bahwa harga emas kemungkinan akan mengalami penurunan yang berkelanjutan dalam jangka pendek. Namun, potensi penguatan di masa depan tetap ada mengingat ketidakpastian ekonomi dan ekspektasi kebijakan moneter yang mendukung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News