Reporter: Barratut Taqiyyah, Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
SINGAPURA. Pergerakan harga emas diprediksi akan kembali melorot pada transaksi hari ini. Penyebabnya, lonjakan terbesar harga emas dalam sebulan terakhir yang terjadi kemarin (25/7), akan memicu aksi jual oleh investor. Selain itu, penguatan dollar AS akan memangkas tingkat permintaan emas sebagai investasi alternatif.
Sekadar informasi, pada pukul 09.24 waktu Singapura, harga emas di pasar spot tak banyak mencatatkan perubahan di posisi US$ 1.604,15 per troy ounce. Pada transaksi sebelumnya, harga emas bergerak liar.
Kemarin, harga si kuning kinclong ini mencatatkan rally sebesar 1,5%. Ini lonjakan terbesar sejak 29 Juni lalu. Bahkan, harga emas sempat bertengger di level tertinggi dalam tiga pekan terakhir di posisi US$ 1.610,57 per troy ounce.
"Untuk mencapai great bull pada pasar emas masih sangat jauh. Keterkaitan antara pergerakan harga emas dan dollar AS atau mata uang lainnya berkaitan erat dengan suplai salah satu di antaranya. Sehingga, jika suplai dollar naik dan suplai emas tidak naik, maka harga emas akan melonjak," papar Scott Minerd, chief investment officer Guggenheim Partners LLC.
Sementara itu, harga kontrak emas untuk pengantaran Desember turun sebesar 0,5% menjadi US$ 1.605 per troy ounce di Comex, New York. Posisi harga terakhir untuk kontrak ini adalah US$ 1.606,60 per troy ounce.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News