kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.679.000   7.000   0,42%
  • USD/IDR 16.490   100,00   0,60%
  • IDX 6.520   249,06   3,97%
  • KOMPAS100 949   42,15   4,65%
  • LQ45 738   34,14   4,85%
  • ISSI 202   5,55   2,82%
  • IDX30 382   17,70   4,85%
  • IDXHIDIV20 462   16,68   3,75%
  • IDX80 107   4,47   4,34%
  • IDXV30 110   2,54   2,36%
  • IDXQ30 125   5,23   4,36%

Harga Emas Berpotensi Turun ke US$ 2.850 Jelang Penerapan Kebijakan Tarif AS


Senin, 03 Maret 2025 / 12:52 WIB
Harga Emas Berpotensi Turun ke US$ 2.850 Jelang Penerapan Kebijakan Tarif AS
ILUSTRASI. Harga emas mengalami tekanan signifikan sejak mencetak rekor tertinggi sepanjang masa di US$ 2.956 per ons troi.


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Harga emas mengalami tekanan signifikan sejak mencetak rekor tertinggi sepanjang masa di US$ 2.956 per ons troi. Emas kini diperdagangkan di kisaran US$ 2.860, mencerminkan penurunan substansial sebesar 3%.

Analis Dupoin Indonesia Andy Nugraha mencermati, sentimen bearish yang masih kuat pada logam mulia dipicu oleh kebijakan perdagangan terbaru Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. AS menegaskan akan menerapkan tarif baru untuk Meksiko dan Kanada pada 4 Maret, serta menaikkan tarif impor dari China hingga total 20%.

‘’Pernyataan Trump mengecewakan ekspektasi pasar yang sebelumnya berharap ada penundaan dalam penerapan tarif tersebut,’’ ujar Andy dalam riset (3/3).

Andy memperkirakan, emas masih berada dalam tren bearish dalam waktu dekat, dengan potensi penurunan ke level US$2.850, sebelum adanya rebound ke US$2.877. Berdasarkan analisis teknikal, kombinasi candlestick dan indikator Moving Average menunjukkan tren bearish harga emas yang masih dominan.

Baca Juga: Harga Emas Antam Naik Rp 7.000 ke Level Rp 1.672.000 Per Gram Hari Ini, Senin (3/3)

Para investor disarankan untuk terus memantau perkembangan seputar kebijakan tarif AS, konflik geopolitik Rusia-Ukraina, serta data ekonomi AS yang akan datang, terutama Indeks Manajer Pembelian (PMI) Manufaktur ISM yang akan dirilis hari ini. 

‘’Proyeksi harga emas hari ini berpotensi turun hingga level US$2.850. Namun, apabila terjadi rebound dari level tersebut, emas diperkirakan dapat mencapai target kenaikan terdekat di US$2.877,’’ kata Andy.

Dari sisi fundamental, Andy mengamati bahwa emas masih menarik beberapa pembeli pada sesi perdagangan Asia awal hari ini Senin (3/3), dengan harga sempat menyentuh US$2.870. Ketidakpastian global yang masih berlanjut, terutama konflik antara Rusia dan Ukraina, terus menjadi faktor yang mendukung emas sebagai aset safe-haven.

Pelaku pasar juga menantikan rilis data Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Managers Index/PMI) Manufaktur menunjukkan kenaikan 2,5% YoY, lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang mencatat angka 2,6%. Indeks PCE inti juga turun menjadi 2,6% dari 2,9% pada Desember.

Andy menjelaskan, data inflasi AS ini menunjukkan bahwa Federal Reserve (The Fed) mungkin akan lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan terkait penurunan suku bunga lebih lanjut. Namun, peluang penurunan suku bunga pada bulan Juni meningkat menjadi 71,8%, menurut alat Fedwatch CME, dibandingkan hanya 28,1% untuk mempertahankan suku bunga tetap.

Baca Juga: Harga Emas Terkoreksi Pasca Capai Rekor di Awal Pekan

Selain itu, laporan dari kantor berita RIA menyebutkan bahwa sebuah kilang minyak di kota Ufa, Rusia, mengalami kebakaran. Meskipun pihak berwenang menyatakan tidak ada ancaman bagi penduduk setempat, insiden ini tetap menjadi perhatian bagi investor yang mencermati dinamika geopolitik.

‘’Di tengah ketegangan yang meningkat, setiap perkembangan baru yang memperburuk situasi dapat menjadi katalis bagi kenaikan harga emas,’’ imbuh Andy.

Selanjutnya: Pendapatan Premi Asuransi Kendaraan Tumbuh 3,33% pada 2024

Menarik Dibaca: 10 Manfaat Puasa Ramadan bagi Kesehatan Tubuh Anda

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×