Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas terus melejit dan telah melewati rekor terdahulu. Emas spot misalnya, harganya sempat menyentuh US$ 1.930 per ons troi. Sementara emas logam mulia keluaran PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) juga telah melewati Rp 1 juta per gram.
Ekonom Indef Bhima Yudhistira mengatakan kenaikan harga emas tidak terlepas dari semakin parahnya krisis global yang terindikasi dari resesi semakin dalam. Pasalnya, secara historis harga emas akan naik tinggi ketika investor panik dan melihat prospek pemulihan ekonomi berjalan lebih lambat dari perkiraan awal.
"Beberapa negara sudah mencatatkan resesi pada kuartal II, ini menunjukkan kedalaman resesi tahun 2020 jauh lebih berbahaya dari krisis kredit perumahan 2008 dan krisis utang Eropa tahun 2013. Terjadinya situasi seperti saat ini karena lambatnya penanganan kasus virus corona di beberapa negara termasuk Indonesia yang menembus 100.000 lebih kasus positifnya," ujar Bhima kepada Kontan.co.id, Selasa (28/7).
Baca Juga: Sore hari, harga emas spot turun 0,75% ke US$ 1.927 per ons troi
Bhima menambahkan, terdapat juga faktor rendahnya harga komoditas termasuk minyak mentah, dan penurunan daya beli masyarakat diberbagai belahan dunia akibat pandemi. Selain itu stimulus yang ada dinilai belum mampu untuk menahan laju penurunan pertumbuhan ekonomi di negara berkembang.
Sementara analis Global Kapital Investama Alwi Assegaf mengatakan kenaikan harga emas tidak terlepas dari penanganan krisis virus masih belum teratasi, bahkan semakin meningkat di Amerika Serikat yang merupakan negara dengan ekonomi terbesar dunia. "Selain krisis, penguatan terjadi karena berbagai faktor, yang mendorong investor melirik safe haven, seperti ketegangan diplomatik AS-China setelah pengusiran konsulat China di Houston, kemudian dibalas oleh China, dengan mengusir kosulat AS di Chengdu," jelas Alwi.
Baca Juga: Harga emas mulai melandai ke US$ 1.935 per ons troi
Baik Alwi dan Bhima sama-sama melihat kemungkinan emas akan menembus US$ 2.000 per ons troi dalam waktu dekat. Alwi menyebut salah satu faktornya adalah FOMC meeting pekan ini. Pasar memperkirakan the Fed akan mengulang pernyataannya bahwa pihaknya akan tetap menjalankan kebijakan akomodatif untuk jangka waktu yang lebih lama.
"Sangat mungkin tembus US$ 2.000 sebelum akhir Agustus, prasyaratnya ada sentimen negatif di pasar keuangan dari rilis data negara-negara maju yang alami resesi. Kemudian ada kenaikan pandemi virus corona secara signifikan termasuk negara yang sebelumnya berhasil hadapi virus corona, kemudian adanya aksi jual besar-besaran di pasar modal AS dan Eropa," pungkas Bhima.
Baca Juga: Harga emas Antam hari ini melonjak Rp 25.000 jadi Rp 1.022.000 per gram,Selasa (28/7)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News