kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga emas berpotensi menuju US$ 1.900 per ons troi sebelum tapering


Sabtu, 04 September 2021 / 08:35 WIB
Harga emas berpotensi menuju US$ 1.900 per ons troi sebelum tapering


Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas merangkak naik pekan ini di tengah rilis data ekonomi yang tertekan. Harga emas pekan ini menguat 0,67% ke US$ 1.829,82 per ons troi hingga Jumat (3/9) pukul 23.30 WIB.

Harga emas menguat setelah terus bertahan di bawah level US$ 1.800 per ons troi dua pekan lalu. Presiden Komisioner HFX Internasional Berjangka Sutopo Widodo menilai, perdagangan emas didasarkan oleh inflasi. Pada saat inflasi menguat, emas akan lebih berharga. Kondisi geopolitik yang tidak kondusif juga akan membuat emas menjadi pilihan.

“Selama belum dilakukan pengurangan pembelian aset obligasi atau tapering, saya pikir harga emas masih berada di jalur ke utara (naik),” kata Sutopo kepada Kontan.co.id, Jumat (3/9).

Baca Juga: IHSG menguat 1,42% sepekan ditopang data ekonomi yang membaik

Sutopo menargetkan harga emas spot berada di angka US$ 1.900-an per ons troi. Sedangkan harga emas Antam dia perkirakan akan kembali berada di kisaran Rp 950.000 per gram.

“Jika tapering diberlakukan, pada akhirnya akan menghasilkan kenaikan suku bunga dan dolar akan menjadi menarik kembali untuk disimpan dan emas akan berkemungkinan terkoreksi,” kata dia.

Baca Juga: Harga emas masih diprediksi masih bakal tertekan

Sutopo menambahkan, tapering masih menjadi ancaman bagi emas karena akan mengangkat harga dolar AS. “Jika kita lihat perdebatan demi perdebatan soal tapering, ini telah mengangkat nilai dolar AS belakangan ini, dan sempat membuat emas terkoreksi tajam,” ujar Sutopo.

Dia juga melihat, saat ini masih sangat sulit untuk mengatakan bahwa nilai emas masih undervalue, karena emas tidak memberikan imbal hasil. “Bagaimanapun bank sentral juga melakukan pembelian emas yang besar-besaran selama satu dekade terakhir untuk mempersiapkan sebuah tindakan pencegahan untuk dunia finansial yang rapuh,” kata dia.

Hingga akhir tahun, ia memperkirakan, emas masih memiliki alasan yang kuat untuk menguat, sebelum pengurangan pembelian aset dilakukan. Ia juga melihat, memanasnya inflasi di Eropa beberapa waktu lalu memberikan kontribusi bagi penguatan emas.

Baca Juga: Harga emas Antam turun Rp 2.000 menjadi Rp 937.000 per gram pada hari ini (3/9)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×