Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Asnil Amri
SINGAPURA. Harga emas berjangka sempat terjun ke bawah US$ 1.200 per ounce, atau menuju ke harga terendah sejak 34 bulan terakhir. Penurunan harga emas dipicu oleh data ekonomi AS yang melampaui estimasi analis yang membuat daya tarik logam mulia ini tak menggiurkan lagi.
"Ketika ada tren baru di pasar, orang ingin mengikutinya, dan sekarang emas berada dalam downtrend yang parah, sehingga psikologinya mengerikan," jelas Donald Selkin, kepala strategi pasar di National Securities Corp di New York yang dikutip dari situs Bloomberg.
Emas berjangka pengiriman Agustus sudah turun 1,5% menjadi US$ 1.211.60 pada pukul 13:46 waktu di New York. Sebelumnya, harga emas sempat menyentuh harga US$ 1196,10, harga terendah sejak Agustus 2010.
Pada bulan Mei lalu, pengeluaran konsumen rebound dan penjualan rumah melonjak ke level tertinggi sejak 2006, setelah klaim pengangguran turun pekan lalu. Sementara itu stok emas di SPDR Gold Trust merosot 28% tahun ini ke level terendah sejak Februari 2009.
Pasar emas panik
Selkin menyebutkan, akibat tren penurunan harga emas bisa berdampak pada pasar. Harga logam mulia tersebut bisa jatuh hingga ke harga US$ 800 per ounce atau harga termurah sejak Desember 2008.
Emas sebelumnya sempat mencetak harga terbaiknya pada bulan September 2011 lalu, dimana harga emas dua kali lipat dari akhir tahun 2008, menjadi US$ 1.923,70. Saat itu, harga emas mekar karena the Fed memotong suku bunga.
Namun, memasuki bulan April, Credit Suisse Group AG menyatakan harga emas telah memasuki pasar bearish karena harga mencatat penurunan yang panjang. Kondisi itu pula yang membuat Morgan Stanley dan Goldman Sachs Group Inc memangkas perkiraan harga emas awal pekan ini.
"Tak seorang pun ingin memiliki emas lagi," kata Frank McGhee, kepala Integrated Brokerage di Services LLC di Chicago. Ia melihat, tidak ada faktor pendukung di AS yang bisa membuat harga emas melambung lagi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News