Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak melejit. Kondisi berbeda dialami oleh emas yang justru melorot tajam pada malam ini. Penemuan vaksin membuat membuat arah baru atas harga komoditas.
Jika di pagi hari harga emas sempat menyentuh level tertinggi dalam dua bulan pada level US$ 1.960 per ons troi. Tapi pada Senin (9/11) hingga pukul 22.30 WIB, harga emas untuk kontrak pengiriman Desember 2020 turun 4,75% di US$ 1.859 per ons troi. Sedangkan harga emas di pasar spot melemah 4,78% di US$ 1.858 per ons troi.
Baca Juga: Emas menguat sejak kemenangan Biden, investor disarankan masuk sekarang
Kondisi berbeda dialami oleh harga minyak WTI untuk kontrak pengiriman Desember 2020 di Bursa Nymex melonjak 9,34% di US$ 40,61 per barel. Sementara harga minyak brent untuk kontrak pengiriman Januari 2021 naik 8,36% di US$ 42,75 per barel.
Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuabi menjelaskan, penemuan vaksin dan rencana lockdown di Amerika Serikat dan Eropa membuat harga emas akan sulit menuju ke US$ 2.000 per troi ons. Ibrahim menambahkan ada risiko stimulus AS terganjal kongres membuat karena posisi partai Republik di senat lebih besar. Dia memperkirakan harga emas berpotensi menuju ke US$ 1.830 per troi ons.
Karena itu, ia memperkirakan harga emas logam mulia juga bisa melorot pada Selasa (10/11). Ia memperkirakan harga logam mulia berpotensi menuju ke Rp 935.000 per gram atau bisa kembali jatuh ke Rp 914.300 per gram. Pada Senin (9/11) harga logam mulia Antam ada di Rp 1.006.000 per gram.
Baca Juga: Harga minyak acuan kompak menguat 2% setelah dolar AS melemah
Atas harga minyak, Ibrahim menilai kenaikan harga minyak hanya sesaat saja. Ia memperkirakan minyak juga akan kesulitan untuk kembali naik. Kenaikan harga minyak saat ini menurut Ibrahim, karena pemerintahan Biden mendukung pemangkasan produksi.
Tapi di lain sisi ada peluang bahwa AS juga akan melakukan lockdown. "Dalam pemerintahan Joe Biden Amerika Serikat akan bekerjasama dengan China untuk penelitian Covid 19 di Wuhan. Joe Biden juga akan melakukan lockdown kota-kota di AS menyusul lockdown di Eropa," terang Ibrahim. Jika benar terjadi maka peluang harga minyak menuju US$ 50 per barel sulit tercapai.
Karena itu, Ibrahim memperkirakan, harga minyak akan terkoreksi ke US$ 38 per barel.
Baca Juga: Harga emas spot masih naik berada di US$ 1.959,47 per ons troi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News