CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Harga DOC dibatasi, keuntungan JPFA bisa melorot


Senin, 05 Mei 2014 / 19:57 WIB
Harga DOC dibatasi, keuntungan JPFA bisa melorot
ILUSTRASI. Cumi Bakar Saus Tiram merupakan sebuah sajian yang biasa hadir di berbagai restoran seafood (dok/Sahabat Nestle)


Reporter: Cindy Silviana Sukma | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Kinerja PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) tengah mengalami tekanan yang bertubi-tubi. Sebab, pemerintah telah menerapkan kebijakan pembatasan harga maksimal dan volume ayam umur sehari alias day old chick (DOC) di pertengahan April lalu. 

Sebagaimana diketahui, Kementerian Perdagangan membatasi harga maksimum DOC sebesar Rp 3.200 per ekor sebagai upaya menyeimbangkan jumlah pasokan dan membantu peternak ayam skala kecil yang membeli DOC.  

Sementara ita, harga rata-rata Japfa untuk penjualan DOC tahun 2013 yakni Rp 4.700 per ekor. Dengan pembatasan harga maksimum itu, ada potensi penurunan pendapatan sektor usaha DOC perusahaan yang juga memproduksi pakan ternak dan pengolahan daging ayam itu.

William Kaharudin, analis KDB Daewoo Securities menilai, keuntungan produsen DOC akan tertekan signifikan dengan keputusan Pemerintah mengenai pembatasan harga jual DOC tersebut.  

JPFA merupakan salah satu dari tiga pemain utama dalam industri peternakan ayam. Meski bukan penghasil DOC terbesar, kontribusi DOC menyumbang 6,6%, atau Rp 1,43 triliun atas kinerja penjualan perseroan yang mencapai Rp 20,78 triliun di tahun 2013 lalu.

"Kebijakan pengurangan pasokan berpotensi mengurangi kontribusi pendapatan dari segmen DOC dan mempengaruhi kinerja penjualan secara keseluruhan," tutur William dalam riset KDB Daewoo Securities Indonesia yang dirilis 24 April lalu. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×