kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga CPO sulit menanjak pada kuartal II-2018


Kamis, 05 April 2018 / 21:04 WIB
Harga CPO sulit menanjak pada kuartal II-2018
ILUSTRASI. HARGA TBS KELAPA SAWIT


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) masih sulit menanjak pada tahun ini. Sepanjang kuartal I-2018, harga minyak sawit sudah terlihat melemah.

Mengutip Bloomberg, per akhir Maret tahun ini, harga CPO kontrak pengiriman Juni 2018 di Malaysia Derivatives Exchange ditutup di level RM 2.424 per metrik ton. Itu artinya, CPO sudah turun sebesar 3,85% sepanjang kuartal pertama 2018.

Sementara, per Kamis (5/4), harganya menguat 0,73% ke level RM 2.472 per metrik ton.

Wahyu Tribowo Laksono, analis PT Central Capital Futures memproyeksikan, harga CPO pada tahun ini masih terancam dan cenderung melemah. Penyebabnya, stok CPO melimpah dan ringgit Malaysia diproyeksi menguat.

Selain itu, harga CPO juga masih akan tertekan karena isu penolakan Uni Eropa. Apalagi, isu China yang menurunkan impor minyak sawit dan menggantinya dengan minyak kedelai yang melimpah serta murah.

Kebijakan India yang menaikan pajak impor minyak sawit juga berpotensi menjegal penguatan harga CPO. Apalagi, India berencana untuk mendukung petani lokal CPO. Wahyu bilang, apabila petani lokal di India bertambah, maka India yang tadinya menjadi negara terbesar impor CPO dari Indonesia dan Malaysia akan mengurangi kegiatan tersebut. Berkurangnya permintaan CPO dari India  akan memicu penurunan harga CPO.

"Namun, pelemahan harga CPO bisa ditahan dengan kegiatan ekspor yang lumayan apalagi diberi insentif via tax suspension," kata Wahyu. Adanya hari raya atau festival juga bisa membatasi penurunan harga.

Menurut Wahyu, meskipun pada kuartal II 2018 harga CPO masih akan sulit naik dan rentan turun karena pasokan berlebih, namun penurunannya akan terbatas tidak sampai ke bawah RM 2.000 per metrik ton.

Perkiraannnya, harga minyak mentah global akan naik dan bisa mendukung harga CPO sehingga tidak jatuh tajam. "Minyak sedang bullish sekarang setelah melewati level US$ 60 per barel dan kemungkinan bisa menuju harga US$ 70-US$ 80 per barel, jika harga minyak terus terjaga harga CPO tidak akan jatuh di bawah RM 2.000 per metrik ton," kata Wahyu.

Di kuartal II 2018, Wahyu memproyeksikan harga CPO akan bergerak di rentang RM 2.300-RM 2.650 per metrik ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×