Reporter: Noor Muhammad Falih | Editor: Wahyu T.Rahmawati
JAKARTA. Harga minyak kelapa sawit (CPO) terus menguat. Spekulasi berhembus bahwa stok minyak sawit di Malaysia akan terus berkurang akibat pajak ekspor minyak sawit 0% demi bersaing dengan Indonesia, produsen CPO terbesar di dunia.
Harga CPO di Bursa Derivatif Malaysia, Jumat ( 31/1) senilai RM 2.557 per metrik ton. Harga CPO naik 1,87% dibanding penutupan hari sebelumnya.
Menurut data surveyor intertek, pada Januari tahun ini ekspor minyak sawit Malaysia naik 1,9% dibanding bulan yang sama tahun lalu, menjadi 1,46 juta ton. Kemungkinan, Februari ini Malaysia tetap mempertahankan pajak ekspor 0% bagi minyak sawit untuk tetap menjaga pengosongan stok.
Sementara Kementerian Perdagangan Indonesia pada 28 Januari lalu, justru memutuskan akan menaikkan pajak ekspor minyak sawit pada Februari menjadi sekitar 9% setelah pada sebelumnya di level 7,5%.
"Pajak ekspor 0% untuk minyak sawit itu akan dapat membantu penjualan minyak Malaysia," ungkap analis OSK Investment Bank, Alvin Thai, kepada Bloomberg. Ia melanjutkan, kenaikan ekspor dan menurunnya produksi CPO Malaysia bulan Januari lalu dapat membantu mengurangi stok minyak sawit yang menumpuk.
Data Intertek juga menunjukkan ekspor minyak sawit Malaysia Januari lalu sebetulnya turun 7% dibanding Desember. Data Malaysian Palm Oil Board menunjukkan, persediaan minyak sawit Desember lalu turun menjadi 2,63 juta ton. Secara historis, pasokan minyak sawit Malaysia akan mencapai titik terendah pada bulan Januari hingga Februari.
Menurut Managing Partner PT Investa Saran Mandiri, Kiswoyo Adi Joe, persediaan sebesar 2,63 juta ton CPO tersebut masih terbilang normal, belum mendekati level rendah. "Kalau saja stok minyak wasit Malaysia dan Indonesia masing-masing 1,5 juta ton, harga bisa tembus ke RM 2.728 per metrik ton. Tapi itu harus didukung dengan permintaan yang baik dari China dan India," tambahnya.
Analis Monex Investindo Futures, Ariana Nur Akbar mengatakan, kenaikan harga ini juga disebabkan adanya kekhawatiran cuaca kering akan melanda Amerika Serikat. Faktor cuaca ini disinyalir dapat memangkas persediaan minyak sawit global.
Di samping itu, Ariana menambahkan kekhawatiran cuaca di Argentina juga menjadi sentimen positif kenaikan harga. Asal tahu saja, kekeringan di Argentina mengancam produksi minyak kedelai. Sehingga minyak sawit dianggap substitusi yang paling tepat pada saat pasokan minyak kedelai berkurang.
Secara teknikal, Ariana menjabarkan harga minyak sawit masih akan naik. Prediksi Ariana, harga minyak sawit hari ini berkisar di antara RM 2.524 hingga RM 2.612 per metrik. Untuk sepekan senilai 2.608 sampai 2.687 per metrik ton. Sementara proyeksi Kiswoyo harga minyak sawit hari ini sekitar RM 2.550 - RM 2.650 per metrik ton. Prediksinya selama sepekan ke depan sebesar RM 2.500 - RM 2.700 per metrik ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News