CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.874   -14,00   -0,09%
  • IDX 7.146   -68,25   -0,95%
  • KOMPAS100 1.093   -9,22   -0,84%
  • LQ45 872   -3,69   -0,42%
  • ISSI 215   -2,97   -1,36%
  • IDX30 447   -1,32   -0,29%
  • IDXHIDIV20 540   0,18   0,03%
  • IDX80 125   -1,00   -0,79%
  • IDXV30 135   -0,24   -0,18%
  • IDXQ30 149   -0,23   -0,16%

Harga CPO Naik, Simak Rekomendasi Saham AALI, LSIP, TAPG, DSNG


Selasa, 03 September 2024 / 14:27 WIB
Harga CPO Naik, Simak Rekomendasi Saham AALI, LSIP, TAPG, DSNG
ILUSTRASI. Analis melihat, jika harga minyak sawit atau CPO bisa naik di kuartal III, tidak akan berdampak banyak ke kinerja emiten CPO di semester II 2024.


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak kelapa sawit alias crude palm oil (CPO) terpantau naik dalam sebulan terakhir. Melansir Trading Economics, harga CPO saat ini sudah naik 3,83% dalam sebulan terakhir ke harga MYR 3.933 per ton.

Corporate Secretary PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) Joni Tjeng mengatakan, beberapa analis memprediksi harga CPO masih akan bullish di kuartal III 2024 yang secara langsung akan menjaga performa perseroan lebih baik di periode tersebut.

Harga jual TAPG untuk CPO di bulan Juli 2024 masih berada di atas Rp 12.500 per kilogram.

“Diperkirakan masih akan tumbuh single digit melihat sentimen positif dari belum membaiknya stok minyak nabati global hingga saat ini,” ujarnya kepada Kontan, Senin (2/9).

Head of Investor Relation PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO), Stefanus Darmagiri mengatakan, kondisi ekonomi dunia yang berfluktuasi dan penuh ketidakpastian dapat mempengaruhi permintaan terhadap minyak nabati dunia. Sehingga, dapat mempengaruhi harga komoditasnya, termasuk harga CPO.

“Adapun harga jual rata-rata (average selling price/ASP) CPO SGRO pada semester I 2024 adalah sebesar Rp 12.300 per kilogram. Ini mengalami peningkatan sebesar 4% secara tahunan alias year on year (yoy),” ujarnya kepada Kontan, Senin (2/9).

Baca Juga: Produksi Turun, Triputra Argo Persada (TAPG) Prediksi Membaik Semester II

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Abdul Azis Setyo Wibowo melihat, jika harga minyak sawit atau CPO bisa naik di kuartal III, tidak akan berdampak banyak ke kinerja emiten CPO di semester II 2024.

Pada kuartal III dan kuartal IV, kinerja emiten CPO akan cenderung stabil secara kinerja. Walaupun ada momentum Hari Raya Diwali dan Deepavali di India yang biasanya akan mendorong harga CPO, tetapi kemungkinan naiknya tidak akan signifikan. 

Azis pun merekomendasikan trading buy untuk saham LSIP dengan target harga Rp 915 - Rp 925 per saham, dengan support Rp 885 - Rp 875 per saham.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Muhammad Nafan Aji Gusta Utama mengatakan, kenaikan harga CPO sudah terjadi sejak bulan Juli 2024 dan akan berlanjut ke bulan September. Sentimen pendorongnya adalah peningkatan permintaan CPO dalam periode tersebut akibat keterbatasan suplai global.

“Hal itu pun tercermin dari kenaikan harga saham emitennya dalam sebulan terakhir, khususnya PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP),” ujarnya kepada Kontan, Senin (3/9).

Pada semester II, Nafan melihat kinerja emiten CPO bisa lebih baik dibandingkan dengan semester I. Hal ini didorong oleh pemulihan ekonomi global dan kebijakan moneter The Fed yang akan segera menurunkan suku bunga.

Penurunan suku bunga bank sentral dunia akan menumbuhkan perekonomian global. Akibatnya, permintaan komoditas juga akan naik, termasuk CPO

”Permintaan CPO di pasar domestik disokong konsumsi domestik yang masih kuat disertai dengan program B50,” ungkapnya.

Nafan pun merekomendasikan hold untuk saham AALI dan LSIP dengan target harga masing-masing Rp 6.375 per saham dan Rp 960 per saham.

Head of Investment Reswara Gian Investa Kiswoyo Adi Joe melihat, kenaikan harga CPO bisa meningkatkan penjualan dan laba bersih para emiten.

“Ini juga akan meningkatkan penjualan selama periode panen raya di semester II ini,” ujarnya kepada Kontan, Senin (2/9).

Baca Juga: Terdampak El Nino, Produksi TBS Sampoerna Agro (SGRO) Tergerus

Kiswoyo melihat, harga wajar CPO selama semester II akan berada di kisaran MYR 4.000 saja. Hal itu didorong oleh stok CPO global yang masih terbatas.

Keterbatasan hasil panen sebenarnya juga bisa terjadi di Tanah Air pada akhir tahun 2024 ini. Alasannya, banyak tanaman yang harus dilakukan replanting akibat sudah masuk usia yang kurang produktif.

“Masalah itu makin parah karena banyak tanaman CPO yang ada di lahan petani plasma. Padahal, pembiayaan dan aturan untuk tanaman di luar lahan perseroan ini berbeda,” tuturnya.

Kiswoyo pun merekomendasikan beli untuk LSIP, AALI, TAPG, dan DSNG dengan target harga masing-masing Rp 1.000 per saham, Rp 7.000 per saham, Rp 850 per saham, dan Rp 960 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×