CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.925   -31,00   -0,20%
  • IDX 7.137   -77,78   -1,08%
  • KOMPAS100 1.092   -10,78   -0,98%
  • LQ45 871   -4,94   -0,56%
  • ISSI 215   -3,31   -1,52%
  • IDX30 446   -2,03   -0,45%
  • IDXHIDIV20 539   -0,53   -0,10%
  • IDX80 125   -1,22   -0,96%
  • IDXV30 135   -0,43   -0,32%
  • IDXQ30 149   -0,44   -0,29%

Produksi Turun, Triputra Argo Persada (TAPG) Prediksi Membaik Semester II


Senin, 02 September 2024 / 20:50 WIB
Produksi Turun, Triputra Argo Persada (TAPG) Prediksi Membaik Semester II
ILUSTRASI. Perkuat kinerja, Triputra Agro Persada (TAPG) resmikan pabrik kelapa sawit baru di Kalimantan Tengah


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) mencatatkan produksi minyak kelapa sawit alias crude palm oil (CPO) sebesar 340 ribu hingga bulan Juli 2024.

Corporate Secretary Triputra Agro Persada, Joni Tjeng mengatakan raihan itu mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Menurutnya saat ini terjadi pergeseran siklus produksi. Diperkirakan produksi akan  meningkat signifikan di mulai akhir kuartal III dan kuartal IV. Harapannya  yang secara akumulatif akan terjadi peningkatan produksi pada tahun 2024 dibandingkan 2023. 

”Faktor utama pendorong produksi adalah umur tanaman dan praktik agronomi yang baik serta iklim yang lebih basah alias fenomena La Nina,” ujarnya kepada Kontan, Senin (2/9).

Baca Juga: Mengintip Startegi Perusahaan Sawit Hadapi Fenomena La Nina

Menurut Joni, beberapa analis memprediksi harga CPO masih akan bullish di kuartal III 2024 dan secara langsung akan menjaga performa perseroan lebih baik di periode tersebut.

Melansir Trading Economics, harga CPO saat ini sudah naik 3,83% dalam sebulan terakhir ke harga MYR 3.933 per ton.

Harga jual perseroan untuk CPO di bulan Juli 2024 masih berada di atas Rp12.500 per kilogram.

“Diperkirakan masih akan mengalami pertumbuhan single digit melihat sentimen positif dari belum membaiknya stock minyak nabati global hingga saat ini,” paparnya.

Joni menuturkan, fokus perseroan di tahun 2024 masih pada dua hal utama. Yaitu, optimalisasi hasil produksi melalui program pemupukan dan optimalisasi infrastruktur pendukung untuk memaksimalkan produksi dan delivery dalam segala kondisi iklim.

“Tantangan utama pada sisa tahun 2024 adalah curah hujan yang diperkirakan akan meningkat signifikan akibat La Nina yang akan menerpa Indonesia dan Malaysia, sehingga menuntut kesiapan infrastruktur dan logistik,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×