Reporter: Dimas Andi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekspektasi peningkatan permintaan dari India dan meredanya isu perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China berdampak positif bagi harga minyak sawit atau crude palm oil (CPO).
Mengutip Bloomberg pada Rabu (17/10), harga CPO kontrak pengiriman Januari 2018 di Malaysia Derivative Exchange menguat 0,75% ke level RM 2.261 per metrik ton. Sedangkan dalam sepekan, harga CPO naik tipis sebesar 0,08%.
Dalam perjalanannya, harga CPO sempat melemah pada akhir pekan lalu. Namun, harga komoditas ini berhasil rebound sejak awal pekan ini.
Direktur Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, penguatan harga CPO diiringi oleh ekspektasi peningkatan permintaan dari India. Hal ini mengingat bulan November mendatang, masyarakat India akan merayakan peristiwa tahunan Diwali.
Alhasil, ada potensi impor CPO India meningkat hingga 10% pada bulan depan. “Peningkatan ini jadi katalis positif bagi harga CPO karena India merupakan importir terbesar setelah China,” papar Ibrahim, Rabu (17/10).
Disamping itu, komoditas tersebut juga sedang diuntungkan karena dalam satu pekan terakhir sentimen mengenai perang dagang mereda.
Pasalnya, AS saat ini lebih memusatkan perhatiannya kepada Arab Saudi pasca menghilangnya jurnalis Washington Post, Jamal Khashoggi. Konflik ini kian memanas setelah Presiden AS, Donald Trump, mengancam akan menjatuhkan sanksi berat kepada Arab Saudi jika terbukti bersalah.
Buntutnya, harga minyak mentah dunia kembali melonjak. CPO sebagai subtitusi minyak mentah diuntungkan oleh kondisi tersebut. “Selama konflik geopolitik ini berlangsung, dalam jangka pendek harga CPO masih bisa menguat,” kata Ibrahim.
Namun, dalam jangka panjang tetap saja masih banyak sentimen negatif yang bisa membuat harga CPO kembali tertekan. Ketika tensi perang dagang kembali meningkat, besar kemungkinan harga CPO terkoreksi akibat permintaan yang melambat dari negara-negara emerging market.
Tak hanya itu, moratorium larangan penggunaan minyak sawit di AS dan Eropa juga masih berpotensi melemahkan harga komoditas tersebut.
Ditinjau dari sisi teknikal, indikator Moving Average (MA) berada 10% di atas Bollinger tengah. Indikator stochastic berada di level 60% negatif sedangkan MACD di level 60% positif. Adapun RSI berada di level 70% positif.
Dari situ, Ibrahim memperkirakan harga CPO masih bisa melanjutkan tren penguatan dalam waktu dekat. Di perdagangan besok, ia memprediksi harga CPO akan berada di kisaran RM 2.244—RM 2.270 per metrik ton. Selama satu pekan ke depan, harga CPO bisa bergerak di rentang RM 2.229—RM 2.275 per metrik ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News