kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga CPO melejit, emiten kelapa sawit prediksi tak akan rugi lagi di kuartal 4


Senin, 23 Desember 2019 / 03:59 WIB
Harga CPO melejit, emiten kelapa sawit prediksi tak akan rugi lagi di kuartal 4
ILUSTRASI. Hamparan perkebunan kelapa sawit terlihat dari ketinggian di Belitung, Kepulauan Bangka Belitung, Jumat (11/10). . KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Optimisme emiten sawit mulai mekar di ujung tahun ini seiring dengan kenaikan harga crude palm oil (CPO) dunia.

Namun demikian, kenaikan harga CPO di pengujung tahun ini belum bisa mengangkat secara keseluruhan kinerja emiten sepanjang tahun 2019 dibanding dengan kinerja tahun lalu.

Berikut outlook kinerja emiten kelapa sawit:

  • PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP)

Outlook kinerja keuangan PT PP London Sumatra Indonesia (LSIP) diprediksi positif, sejalan dengan membaiknya harga crude palm oil (CPO).

Kinerja LSIP memang masih mengecewakan. Hingga kuartal III 2019, kinerja LSIP masih menurun, terpacu anjloknya harga CPO sejak awal dua 2019.

Mengutip laporan keuangan di periode tersebut, pendapatan LSIP menurun 10% secara tahunan menjadi Rp 2,6 triliun. Sementara, laba bersih juga anjlok 84,8% secara tahunan menjadi Rp 53 miliar.

Analis menilai, ada sejumlah faktor yang ditengarai membuat kinerja LSIP melempem. Andreas Kenny, Analis Danareksa juga mengatakan faktor utama yang membuat kinerja LSIP menurun adalah tergerusnya harga CPO sejak awal tahun hingga kuartal III-2019.

Andreas mengatakan harga CPO yang lebih murah dibanding minyak kedelai tetap bisa meningkatkan permintaan CPO dan membuat harga naik.

Namun, memasuki kuartal IV-2019 harga CPO mulai membaik. Senin (16/12), harga CPO bertengger di RM 2.873 per ton. Andreas pun optimistis, mulai kuartal IV-2019 hingga di 2020 kinerja LSIP bisa membaik.

Andreas optimistis di tahun depan, laba LSIP bisa tumbuh signifikan 318%. Sementara, pendapatan bisa naik ke Rp 4,16 triliun.

Andreas merekomendasikan buy di target harga Rp 1.650 per saham. 

  • PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO)

PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) termasuk emiten yang optimistis melihat kinerja akhir 2019. "Artinya, Q4 nanti dipastikan profitabilitas akan bertahan, enggak akan rugi lagi," kata Michael Kesuma, Head of Investor Relations and Public Relations Sampoerna Agro.

Sebelumnya, Michael mengatakan, kinerja kuartal III-2019 Sampoerna Agro merupakan periode titik balik. Sebab Sampoerna Agro membukukan laba bersih Rp 16,4 miliar, dibanding kuartal II-2019 yang merugi Rp 19,23 miliar.

Meski begitu, laba bersih itu masih tercatat turun dibanding sembilan bulan pertama 2018 yang sebesar Rp 168,84 miliar.

Baca Juga: Sampoerna Agro (SGRO) Manfaatkan Momentum Kenaikan Harga Sawit

Untuk mempertahankan profitabilitas, Sampoerna Agro akan fokus pada aspek operasional. Sampoerna Agro menargetkan volume penjualannya bisa lebih di atas tahun lalu yang sebanyak 366.000 ton. Michael juga optimistis, kinerja Sampoerna Agro bisa naik karena terdorong harga CPO yang kembali menguat.

Tahun depan, perusahaan ini menargetkan panen kebun inti meningkat sebesar 5%. "Kami optimistis hasil panen kebun inti bisa meningkat, meski ada tekanan negatif dari faktor cuaca yang cukup besar," ucap dia.

Baca Juga: Prospek CPO 2020: Produksi Melambat, Permintaan Sawit Melaju Lebih Kencang

Secara umum, Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony menilai, harga saham emiten CPO memiliki prospek untuk terus tumbuh. Prospek pertumbuhan itu didorong oleh kebangkitan harga CPO dunia, peningkatan pembelian CPO dari China, serta kenaikan permintaan menjelang perayaan Imlek.

Chris merekomendasikan buy saham PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) dengan target harga Rp 15.000 per saham dan saham PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) dengan target Rp 1.600. Dia juga merekomendasikan beli PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) Rp 500. Ketiga saham ini dipilih karena memiliki fundamental yang masih bagus dan merupakan pemimpin pasar di sektor CPO.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×