kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga CPO Kembali Naik di Awal 2022, Simak Prospeknya Menurut Analis


Kamis, 06 Januari 2022 / 20:42 WIB
Harga CPO Kembali Naik di Awal 2022, Simak Prospeknya Menurut Analis
ILUSTRASI. Pekerja memanen kelapa sawit di Bogor, Jawa Barat. KONTAN/BAihaki


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Herlina Kartika Dewi

Meskipun begitu, untuk tahun 2022, Andreas memprediksi, harga jual rata-rata CPO akan lebih rendah dari tahun lalu, dari sekitar MYR 4.400 di 2021 mejadi MYR 3.800. "Pasalnya, The Fed berencana menaikkan suku bunga acuannya sehingga akan menekan harga komoditas," ucap Andreas.

Rekomendasi Saham

Terkait dengan sahamnya, Yasmin menilai valuasi saham-saham CPO saat ini tergolong sangat murah. Alasannya, belakangan ini saham-saham CPO kurang diminati karena pelaku pasar lebih tertarik untuk mengoleksi saham-saham teknologi dan bank digital.

Dengan valuasi yang di bawah harga wajarnya, saham CPO menarik untuk dikoleksi, terutama menjelang musim pembagian dividen. Yasmin memperkirakan, dividen yang dibagikan emiten CPO dari tahun buku 2021 akan lebih tinggi karena kenaikan harga CPO tahun lalu membuat laba bersih para emiten juga meningkat.

Yasmin merekomendasikan buy saham PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG), dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP). Pasalnya, ketiga emiten ini memiliki lahan perkebunan terluas dibanding emiten lainnya. 

Baca Juga: Stok CPO Dibagi Minyak Goreng dan Biodiesel

AALI memiliki kebun sekitar 220.000 hektare, TAPG 160.000 hektare, dan LSIP 120.000 hektare. Kondisi ini menjadikan perusahaan tidak akan terlalu kehilangan pendapatan ketika emiten melakukan penanaman kembali (replanting).

Sebagai pengingat, pemerintah memberlakukan larangan untuk membuka lahan baru sejak tahun 2011 sehingga emiten hanya bisa melakukan ekspansi dengan replanting atau mengakuisisi lahan pihak lain. Sementara saat melakukan replanting, emiten perlu menunggu waktu tiga tahun sampai kebunnya bisa menghasilkan pendapatan.

Ia merekomendasikan buy AALI dengan target harga tahun 2022 Rp 18.300 per saham, TAPG Rp 1.150, dan LSIP Rp 2.210. Sementara Andreas merekomendasikan buy AALI dengan target harga Rp 17.500 per saham, LSIP Rp 2.000, PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) Rp 1.000, dan  Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) Rp 2.000 per saham.

Per perdagangan Kamis (6/1), harga AALI berada di level Rp 9.675 yang menunjukkan price earning ratio (PER) sebesar 9,51 kali, LSIP Rp 1.170 dengan PER 7,96 kali, dan TAPG Rp 580 dengan PER 12,11 kali. Lalu, DSNG berada di posisi Rp 505 per saham dengan PER 9,65 kali dan SSMS Rp 980 dengan PER 6,81 kali. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×