kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga CPO cetak rekor, begini rekomendasi saham emiten perkebunan


Selasa, 15 September 2020 / 16:01 WIB
Harga CPO cetak rekor, begini rekomendasi saham emiten perkebunan
ILUSTRASI. Council of Palm Oil Producing Countries (CPOC) memperkirakan produksi CPO di Indonesia dan Malaysia tahun ini turun cukup dalam.


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO) kembali mencetak rekor. Mengutip data Bloomberg, Senin (14/9) harga CPO kontrak pengiriman Oktober 2020 di Bursa Malaysia Derivatif naik 3,32% mencetak rekor tertinggi ke RM 2.902 per ton. 

Namun, di tengah kenaikan harga CPO tersebut, indeks saham agrikultur masih mengalami penurunan 21,91% sejak awal tahun hingga perdagangan Senin (14/9). 

Analis Philip Sekuritas Michael Filbery menjelaskan pada kondisi saat ini, saham-saham subsektor agrikultur masih layak dikoleksi karena sejalan dengan kondisi harga CPO di sepanjang tahun ini yang lebih baik dibandingkan tahun lalu. 

Peningkatan harga CPO didukung rata-rata produksi dan stok CPO yang lebih rendah di tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu. 

Baca Juga: Harga CPO sentuh rekor, analis ingatkan potensi pembalikan harga

"Hal ini masih dapat mengimbangi penurunan permintaan dari negara-negara tujuan ekspor," jelas Michael kepada Kontan, Selasa (15/9). 

Asal tahu saja, ekspor CPO Malaysia periode Januari-Agustus 2020 telah mengalami penurunan 21,7% dibandingkan periode yang sama di tahun lalu. 

Di sektor agrikultur, Michael merekomendasikan beli saham PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP). Sebab AALI mampu mencetak kenaikan kinerja penjualan hingga paruh pertama tahun ini 6,5% secara tahunan (yoy), meskipun terdapat penurunan produksi dan penjualan. 

AALI menunjukkan progres replanting yang cukup baik sehingga umur rata-rata tanaman menjadi lebih muda dibandingkan peers.

Michael masih menyukai LSIP karena kestabilan produksi dan extraction rate di tengah tantangan cuaca panas. LSIP juga mencatatkan laba bersih  yang naik signifikan hingga 855% yoy di tengah penurunan penjualan, didukung oleh kenaikan harga CPO dan efisiensi operasional.

Michael memberikan target harga bagi saham AALI di level Rp 14.700 dan LSIP di harga Rp 1.410. Adapun pada penutupan perdagangan Selasa (15/9) harga AALI berada pada level Rp 10.925 dan saham LSIP di level Rp 985. 

Selanjutnya: Harga CPO sentuh rekor RM 2.902 per ton, simak proyeksinya ke depan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×