kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Harga CPO volatil dan cenderung turun, simak rekomendasi analis


Jumat, 27 September 2019 / 17:30 WIB
Harga CPO volatil dan cenderung turun, simak rekomendasi analis
ILUSTRASI. Panen kelapa sawit


Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Harga minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) bergerak volatil dengan kecenderungan mengalami penurunan akhir-akhir ini akibat sejumlah sentimen.

Jumat (27/9), harga CPO kontrak pengiriman Desember 2019 di Malaysia Derrivative Exchange turun 0,87% ke level RM 2.150 per metrik ton. Dalam sepekan terakhir, harga CPO terkoreksi 3,37%. Namun, sepanjang perdagangan Selasa hingga Kamis kemarin, harga CPO selalu mengalami lonjakan.

Baca Juga: Bersiap, harga CPO diramal akan naik menjadi 2.300 ringgit per ton di kuartal IV

Salah satu penyebab penurunan harga CPO adalah potensi bertambahnya suplai komoditas tersebut di Indonesia. Berdasarkan survei yang dihimpun Bloomberg, persediaan CPO di Indonesia berpeluang naik 5,11% (mom) di bulan Agustus menjadi 3,70 juta metrik ton.

Di saat yang sama permintaan masih terbilang lemah. Terbukti, ekspor CPO Indonesia diprediksi turun 0,68% (mom) menjadi 2,90 juta metrik ton di bulan Agustus.

Direktur Garuda Berjangka Ibrahim menyebut, besarnya suplai yang tidak diimbangi permintaan jelas akan membuat harga CPO tertekan. Namun, koreksi harga CPO masih tergolong wajar untuk saat ini.

Dengan adanya fluktuasi harga dalam sepekan terakhir, hal itu menunjukkan masih ada sentimen positif yang dapat menggerakkan harga CPO menjadi lebih baik.

Sentimen positif tersebut berasal dari perkembangan perang dagang yang melibatkan Amerika Serikat (AS) dan China. Pekan lalu, delegasi China membatalkan kunjungan ke wilayah pertanian di Nebraska, AS. Alhasil, kunjungan ke negara tersebut menjadi lebih singkat.

Baca Juga: Harga CPO tumbuh lambat, begini prospek dan rekomendasi saham Astra Agro (AALI)

Dari situ, terdapat kekhawatiran negosiasi dagang tidak berjalan mulus dan potensi kenaikan tarif impor kedelai yang ditujukan ke China akan terjadi. “China berpotensi memperbanyak pembelian CPO sebagai pengganti dari minyak kedelai kalau perang dagang berlanjut,” ungkap Ibrahim, Jumat (27/9).



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×